Hidayatullah.com—Lembaga amal kemanusiaan terbesar Turki yang juga penyelenggara Gaza Freedom Flotilla, IHH, mengkritik keras partai berkuasa saat ini AKP terkait laporan yang menyebut bahwa seorang pejabat tinggi Turki melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat Israel di Roma guna membahas normalisasi hubungan kedua negara.
Dilansir Today’s Zaman, dalam pernyataannya hari Ahad (28/6/2015) IHH mengatakan, “Jika kita lihat dari waktu ke waktu, Israel bersikuat berusaha untuk memperbaiki masalah keterasingan dan citranya yang tercemar, melindungi tentaranya dari pengadilan, memperbaiki hubungannya dengan Turki dan sekali lagi menjadi sekutu.”
Pernyataan IHH itu dikeluarkan menyusul laporan yang menyebut bahwa pejabat Turki Feridun Sinirlioglu –yang mengurus hubungan diplomatik antara Turki dan Israel– melakukan pertemuan rahasia di Roma belum lama ini dengan pejabat Israel Dore Gold. Baca Turki: Normalisasi hubungan dimungkinkan jika Israel mengambil langkah yang diperlukan.
Dalam pernyataannya IHH meminta agar Sinirlioglu dicopot dari jabatannya, dan mendesak agar pemerintah Turki tidak lagi menerima tuntutan-tuntutan yang diminta Israel dalam negosiasi-negosiasi.
Lebih lanjut IHH mengatakan bahwa satu-satunya cara agar hubungan Turki bisa normal kembali dengan Israel adalah jika Zionis melepaskan cengkramannya atas tanah-tanah Palestina dan membayar kompensasi atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan tentara Israel.
Hubungan diplomatik Turki-Israel memburuk menyusul insiden berdarah Mavi Marmara Mei 2010, di mana tentara Zionis membunuh 8 warga Turki dan seorang warga Amerika Serikat keturunan Turki, serta melukai banyak aktivis lainnya yang ikut dalam rombongan Freedom Flotilla I ketika berada di perairan internasional menuju Jalur Gaza.
Kapal Mavi Marmara yang memimpin rombongan kapal pembawa bantuan kemanusiaan itu dimiliki oleh IHH.
Zionis Israel baru bersedia meminta maaf secara resmi dengan terpaksa pada tahun 2013, dengan menyebut bahwa dalam operasi militer yang dilakukannya terjadi kesalahan sehingga ada korban nyawa. Negosiasi kompensasi yang harus dibayar Israel hingga saat ini masih terus dilakukan, tetapi belum ada kata sepakat dengan Turki.*