Hidayatullah.com—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan suplai medis yang dimilikinya untuk Afghanistan hanya cukup untuk satu pekan setelah pengiriman peralatan medis dari luar negeri terkendala dengan adanya pembatasan di bandara Kabul, kata seorang pejabat senior regional WHO hari Selasa (24/8/2021).
Lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa itu juga khawatir situasi kacau di Afghanistan saat ini akan mendorong jumlah kasus infeksi Covid-19, dengan tes melorot 77% pada pekan lalu dan vaksinasi juga turun, kata pejabat dari kantor WHO Mediterania Timur.
Para pejabat WHO, lewat penjelasan pers daring, mengatakan bahwa 95% fasilitas kesehatan di Afghanistan masih tetap beroperasi. Namun, sebagian staf wanita tidak kembali ke tempat tugasnya dan pasien wanita juga takut untuk pergi berobat.
Pengiriman lebih dari 500 ton pasokan medis dari Dubai, termasuk peralatan bedah dan peralatan malnutrisi parah, tertunda karena ada pembatasan di bandara Kabul, kata WHO.
WHO mendapat dukungan dari negara-negara yang menawarkan penerbangan untuk membawa pasokan medis dan berharap ada kemajuan pekan ini, kata Richard Brennan, direktur kedaruratan regional WHO.
“Kami sedang bernegosiasi dengan tiga atau empat negara … Saya pikir kami akan bisa mendapatkan penerbangan,” katanya.
Setelah mengalami kemunduran, WHO berupaya memulihkan kembali operasionalnya di Afghanistan, kata Brennan.
“Kami memiliki tanda-tanda yang menggembirakan dan komunikasi yang baik, yaitu otoritas Taliban telah menegaskan bahwa mereka ingin PBB tetap tinggal, mereka ingin pelayanan kesehatan terus berlanjut,” imbuhnya.
“Kami tetap cukup optimistis bahwa kami akan dapat mengembalikan operasional kami pada skala yang lebih meningkat lagi dalam beberapa minggu mendatang.”
Lebih dari 18 juta orang, lebih dari setengah populasi Afghanistan, membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, kata PBB. “Kebutuhan ini semakin hari semakin meningkat,” kata Ahmed Mandhari, direktur regional WHO.*