Hidayatullah.com—Sedikitnya 44 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 500 orang lainnya luka-luka, akibat dua ledakan besar di kota pelabuhan Tianjin di China.
Dua belas orang petugas pemadam kebakaran termasuk yang kehilangan nyawa, sedangkan 36 lainnya dinyatakan hilang, lapor BBC Rabu (13/8/2015).
Ledakan terjadi di sebuah gudang bahan-bahan kimia berbahaya. Asap tebal serupa jamur raksasa tampak membumbung ke udara menyusul ledakan itu.
Rumah-rumah sakit dibanjiri orang yang meminta pertolongan karena terluka akibat pecahan kaca dan lontaran puing-puing. Sekitar 66 orang mengalami luka serius.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, mengabarkan bahwa Presiden Xi Jinping berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut dan informasinya akan disampaikan secara terbuka kepada publik.
Ledakan pertama terjadi hari Rabu (12/8/2015) sekitar pukul 23:30 waktu setempat di kawasan bernama Binhai Baru. Kawasan itu merupakan daerah industri di mana terdapat pabrik-pabrik mobil, perakitan pesawat terbang, serta beragam industri manufaktur dan perusahaan riset.
Ledakan pertama disusul oleh ledakan kedua yang berkekuatan lebih besar, kemudian serangkaian ledakan-ledakan kecil.
Gedung-gedung dalam radius 2km mengalami pecah kaca, bangunan-bangunan yang berdiri di sekitar lokasi kejadian hancur lebur, ratusan mobil hangus terbakar.
Getaran yang diakibatkan ledakan bisa dirasakan hingga beberapa kilometer jauhnya. Getaran itu bahkan tercatat sebagai aktivitas seismik oleh alat pemantauan Survei Geologi Amerika Serikat yang berada di Beijing yang berjarak 160km jauhnya.
Berdasarkan pemantauan Pusat Jejaring Gempa China, kekuatan ledakan pertama setara dengan 3 ton bahan peledak TNT, sedangkan ledakan kedua setara 21 ton TNT.
“Saya melihat kobaran api lalu: Boom! Terdengar ledakan. Reaksi pertama saya adalah berlari secepat mungkin dan merebahkan diri ke tanah untuk menyelamatkan nyawa saya,” kata Wu Dejun, 38, seorang penata rambut, kepada Reuters.
“Ketika sudah aman, saya mendapati tubuh saya bersimbah darah.”
“Itu seperti, katanya, bom nuklir,” ujar sopir truk bernama Zhao Zhencheng kepada Associated Press. “Saya belum pernah melihat yang seperti itu. Itu sangat mengerikan, tetapi juga indah.”
Ledakan memporak-porandakan sebuah asrama bagi para pekerja migran, yang kontan lari pontang-panting menghindari bangunan tempat tinggal mereka yang runtuh.
“Saya bangkit dari tempat tidur begitu ledakan pertama menghantam, saya lari pontang-panting menyelamatkan diri,” kata penghuni asrama bernama Dan Agio.
“Ketika sampai di lantai bawah ledakan kedua terjadi. Rasanya seperti langit runtuh. Hanya sekejap mata, atap bangunan ambruk.”
Xinhua melaporkan, sampai Kamis siang (13/8/2015) pukul 12:00 waktu setempat korban tewas tercatat 44 orang dan 520 orang dirawat di rumah sakit.
Sekitar 1.000 petugas pemadam kebakaran dikerahkan bersama 140 mobil pemadam. Mereka begadang berusaha memadamkan api.
Media China melaporkan bahwa ledakan terjadi setelah bahan peledak yang dikirim ke gudang milik Ruihai Logistics tersulut. Perusahaan ekspedisi tersebut merupakan spesialisasi pengangkut bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun.
China Central Television (CCTV) melaporkan sedikitnya satu orang dari perusahaan “yang bersangkutan” telah ditahan untuk diperiksa.
Tianjin berpenduduk sekitar 15 juta jiwa. Kota itu adalah pelabuhan besar dan daerah industri yang terletak di tenggara ibukota Beijing.*