Hidayatullah.com–Pernyataan asal bunyi (asbun) tanpa dipikir oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa mufti Al-Quds mempengaruhi Hitler agar membantai orang-orang Yahudi, menjadi bahan olok-olok di dunia maya, serta dianggap patut dimasukkan dalam peringkat kebohongan terburuk dalam sejarah.
Berbicara di Kongres Zionis hari Selasa lalu (20/11/2015), dan berusaha memberikan ilustrasi guna menunjukkan bahwa kebencian orang Palestina terhadap Yahudi sudah berlangsung sejak dahulu kala, Netanyahu membuat kebohongan dengan mengatakan bahwa Mufti Al-Quds Haj Ameen Al-Hussaini yang mempengaruhi pemimpin Nazi Jerman Hitler untuk membantai orang-orang Yahudi dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Holocaust.
Pernyataan pemimpin Zionis itu kontan mendapat tanggapan ramai di media sosial. Tidak hanya itu, orang-orang Israel bahkan kesal dengan pernyataan Netanyahu itu, yang dianggap justru mengkerdilkan Holocaust.
Berangkat dari pernyataan Netanyahu itu, sebuah komentar di Facebook menyindir politisi garis keras itu dengan mengatakan bahwa Hawa, istri Nabi Adam, dulu sebenarnya hanya mencium buah apel. Tetapi, setelah bertemu dan dipengaruhi Al-Hussaini, dia kemudian mengincipinya. Seperti diketahui, orang Yahudi dan Kristen meyakini cerita bahwa Adam dan Hawa diusir dari surga karena memakan buah apel. Senada dengan cerita itu, sejumlah komentar olok-olok lain menuding Al-Hussain sebagai penyebab dosa anak Adam.
Sebuah gambar kartun di Twitter menampakkan karakter kartun bocah nakal Bart Simpson, sedang menulis di papan tulis di kelasnya kata-kata “The Mufti made me do it!” (Mufti yang menyuruh saya melakukannya) sementara di dinding tergantung potret Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu tersebut dibuat beberapa jam sebelum perdana menteri Israel itu terbang ke Jerman, yang mana pemimpinnya, Kanselir Angela Merkel, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bersama Netanyahu bahwa Jerman terikat tanggungjawab perihal Holocaust dan “kami tidak melihat ada alasan untuk mengubah pandangan kami tentang sejarah (itu).”
Amerika Serikat, sekutu terdekat Yahudi dan Israel, tidak mengecam pernyataan Netanyahu itu. Namun, Departemen Luar Negeri AS mengatakan hari Rabu (21/10/2015) bahwa pernyataan Netanyahu itu tidak didukung oleh “bukti-bukti keilmuan”, lapor Gulf News.*