Hidayatullah.com–Jurubicara partai yang berkuasa di Yaman menyangkal spekulasi media yang mengatakan bahwa Presiden Ali Abdullah Saleh akan kembali ke negaranya sebelum tanggal 17 Juli ini.
“Perbincangan itu tidak benar. Terserah dokter yang memutuskan tanggal kepulangan presiden,” kata Tarek Al Shami (16/7).
Memasuki bulan keenam demonstrasi rakyat, banyak yang merasa frustrasi karena hingga kini presiden mereka belum bisa digulingkan.
Hari Jum’at (15/7), sekitar 7.000 orang turun ke jalan di kota teresar ketiga, Taiz, kira-kira 200km arah selatan ibukota Sana’a.
Sementara penguasa Tunisia dan Mesir memilih mengalah kepada keinginan rakyat dan meletakkan jabatannya, Presiden Saleh hingga kini tidak terpengaruh seruan dari dalam dan luar negeri yang memintanya mundur.
Arab Saudi yang menampung Saleh, khawatir gejolak yang terjadi di Yaman akan melampaui batas wilayahnya. Akhir tahun 2009, Saudi melancarkan serangan militer untuk mengusir kelompok dari suku Houti yang beragama Syi’ah, setelah mereka berhasil menguasai sejumlah wilayah Saudi selama beberapa waktu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pemberontak Houti telah melawan pemerintahan Presiden Saleh sejak tahun 2004. Kelompok protes anti-Saleh merupakan gabungan antara oposisi dan Houti.*