Hidayatullah.com—Standar pendidikan di sekolah-sekolah swasta menurun akibat terlalu banyak guru yunior (muda kurang pengalaman) yang dipekerjakan, demikian menurut Kamar Dagang dan Industri Riyadh.
Dilansir Arab News (22/10/2015), Ketua Komite Pendidikan Swasta Kadin Riyadh Ustman Al-Qasabi mengatakan pihaknya telah mendesak Kementerian Pendidikan Arab Saudi untuk memastikan bahwa guru-guru atau mentor berpengalaman saja yang dimasukkan dalam profesi tersebut, seperti yang dilakukan di negara-negara maju.
Al-Qasabi mengatakan, perlu dilakukan pelatihan guru lebih lanjut dengan metode baru melalui program beasiswa yang ditawarkan oleh Raja Salman. Pelatihan itu akan dapat meningkatkan keterampilan mengajar para pendidik, imbuhnya.
Dia mengatakan bahwa komite sedang menunggu jawaban dari Kementerian Pendidikan mengenai rekomendasi yang diajukan lembaganya, yang di dalamnya termasuk perihal klasifikasi sekolah-sekolah berdasarkan standar nasional yang diperolehnya.
Lebih lanjut Al-Qasabi memaparkan, sekolah-sekolah seharusnya tidak dinilai berdasarkan bangunannya, tetapi dengan melihat kualitas lulusannya. Harus ada revisi dalam model pendanaan kementerian saat ini, karena “tidak logis” untuk memperlakukan semua sekolah secara sama.
Al-Qasabi juga mengatakan Kerajaan Saudi perlu meningkatkan kualitas para gurunya guna memastikan mereka dapat menghadapi tantangan-tantangan di masa di depan, sama seperti cara negara itu mengurangi angka buta aksara dari 95 persen menjadi hanya sekitar 5 persen dalam kurun waktu 50 tahun.
Pejabat Kadin Riyadh itu mengatakan kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kementerian Tenaga Kerja telah menunjukkan hasil baik dan gaji yang diterima para guru juga meningkat, khususnya di sekolah-sekolah berukuran kecil dan menengah.
Wilayah Riyadh memiliki paling banyak sekolah swasta di seantero negeri, yaitu 34 persen. Ibukota Saudi itu juga memiliki 4 sekolah yang masuk dalam peringkat 10 terbaik nasional.*