Hidayatullah.com—Para ulama dan khatib di Maroko ikuut mengutuk peristiwa pengeboman di sebuah Cafe Argana di alun-alun Jami Fanna, Marrakesh, Maroko, Kamis (28/04) kemarin.
Beberapa khatib Jumat, (29/4) waktu setempat sangat nyaring mengutuk perbuatan itu. Demikian dikatan oleh Nasrulloh Afandi, mahasiswa S3 asal Jawa Barat, studi Islam di universitas Al-Qurawiyin Maroko, yang berdomisili tidak jauh dari TKP.
Dilaporkan Nasrullah, sehari setelah kejadian, masjid-masjid –utamanya di wilayah propinsi Marrakech– tempat terjadinya ledakan bom, mayoritas para khatib shalat Jum’at mengutuk tindakan tersebut.
“Kami mengutuk tindakan bom bunuh diri, karena bunuh diri bukan hanya merupakan dosa besar yang dilarang oleh Allah SWT, tetapi juga sebuah tindakan yang merugikan negara kita ini, secara martabat maupun ekonomi,” demikian dikatakan oleh Dr Mustofa Riyah, khatib di Masjid Hasan Tsani, di kawasan elite Jantung kota Gueliz, kota baru Marrakesh.
“Kita tau, lanjut Dr Riyah, Marrakesh ini adalah kawasan wisata yang banyak mendatangkan rezeki bagi penduduk setempat dengan banyaknya wisatawan asing yang berdatangan, bahkan banyak warga negara asing yang berdomisili di sini.
Dengan adanya bom semacam itu, sangat mungkin akan berakibat pada berkurangnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Sedangkan nyata-nyata korban dari bom tersebut mayoritas adalah wisatawan asing. Jelas tindakan semacam itu bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan orang banyak.”
“Islam mewajibkan bagi setiap individu (fardu ai’n) untuk menjaga nyawa dan harta dari kerusakan atau kejahatan.”
“Apapun alasannya, tindakan bunuh diri adalah dilarang agama dan melanggar undang-undang negara. Apalagi sampai mencelakakan orang lain. Meskipun mereka berlainan agama,” tambahnya.
“Marilah kita jaga diri kita dari perbuatan yang nista semacam itu,” ajak doktor yang juga dosen Studi Islam Universitas Qadi Iyadh, Marrakesh, tersebut.
Hal senada juga banyak diserukan oleh khatib-khatib lain di masjid-masjid Maroko, yang disiarkan melalui siaran stasiun radio atau televisi.
Sebagaimana diberitakan banyak media sebelumnya. Marrakesh diguncang ledakan bom bunuh tepat di lantai satu sebuah Cafe mewah berlantai tiga dan berdekatan dengan masjid Argana, di tepi kawasan Jami Fanna yang merupakan urat nadi wisata di wilayah Marrakesh sebagai salah satu situs yang diakui oleh UNESCO itu.
Ledakan yang semula diduga tabung gas itu –dan ternyata bom bunuh diri–sedikitnya menewaskan sedikitnya 18 orang (versi pihak kepolisian Maroko) Sebagaimana dikutip koran Maroko “Al-Masae“, atau sedikitnya 14 korban tewas (versi Kementerian Dalam Negeri Maroko) sebagaimana dikutip koran Maroko “As-Sobah“. Sementyara itu versi tabloid “Akhbar Al-Yaum“, korban tewas ada 10 orang. Mayoritas media menyatakan, selain korban tewas juga terdapat 23 korban luka-luka. Mayoritas korban adalah warga negara asing.*/ Nasrulloh Afandi, Maroko