Hidayatullah.com—Perdana Menteri Rumania Victor Ponta telah meletakkan jabatannya, sehari setelah sekitar 20.000 orang turun ke jalan-jalan guna memprotes kebakaran sebuah klub malam yang menewaskan 32 orang.
Jumat malam pekan lalu (30/10/2015), terjadi kebakaran di sebuah klub malam di ibukota Bukares, ketika sebuah kelompok band yang manggung di klub itu menyalakan kembang api.
Para pengunjuk rasa menuntut PM Ponta mengundurkan dari, mereka mengeluhkan korupsi pemerintah dan buruknya pengawasan soal keamanan.
Ponta sendiri sedang menghadapi sejumlah dakwaan korupsi.
Pada bulan September lalu, dia menjadi perdana menteri Rumania aktif pertama yang menjadi terdakwa dalam kasus penipuan, penggelapan pajak dan pencucian uang.
Ponta membantah semua dakwaan dan dia menuding balik jaksa penuntut “sama sekali tidak profesional dalam bekerja”.
Hari Rabu (4/11/2015) Ponta mengatakan dia dan pemerintahannya mundur.
“Saya harap pengunduran diri pemerintah akan memuaskan rakyat yang turun ke jalan-jalan,” kata Ponta di layar televisi Rumania seperti dikutip BBC.
Lebih dari 100 orang masih dirawat di rumah sakit dan sebagian dari mereka dalam kondisi kritis, setelah mengalami luka bakar dan keracunan gas dalam kebakaran itu. Para dokter khawatir jumlah korban meninggal akan bertambah.
Seorang wanita yang kehilangan dua temannya dalam peristiwa itu mengungkapkan kemarahannya.
“Kami para pemuda adalah masa depan. Begitulah kami diberitahu, begitulah kami dididik. Dan ketika terjadi sesuatu yang sangat serius seperti itu dan orang-orang muda mati, kami melihatnya sebagai serangan terhadap kami. Ini harus diubah dan perubahan harus dimulai dari pihak yang berkuasa atas kami (pemerintah, red),” kata wanita itu.
Kebakaran di klub malam Colectiv terjadi saat sekitar 400 orang memenuhi tempat hiburan malam itu untuk menyaksiakan konser gratis band rock Goodbye to Gravity. Para saksi mengatakan, kembang api yang dinyalakan membakar langit-langit dan pilar di tempat itu.
Tiga pemilik klub dugem tersebut telah ditangkap dengan tuduhan tempat acara terlalu penuh sesak, tidak ada pintu keluar darurat yang mencukupi dan kemungkinan tidak memiliki izin untuk menggelar konser tersebut.
Faktor keamanan penyelenggaraan konser dinilai disepelekan karena adanya korupsi. Sementara rakyat sudah teramat geram dengan korupsi yang melibatkan perdana menteri negara di Eropa Timur itu. Oleh karena itu rakyat menuntut PM Ponta, kepala daerah distrik di Bukares di mana klub malam itu berada dan menteri dalam negeri mengundurkan diri.*