Hidayatullah.com—Kementerian Pelayanan Publik dan Kementerian Pendidikan Tinggi bersikeras agar para akademisi asing lanjut usia yang mengajar di berbagai universitas diganti dengan orang Saudi yang memenuhi kualifikasi, lansir Arab News (4/1/2014).
Menurut data yang dikeluarkan Kementerian Pelayanan Publik, terdapat 14.915 orang asing yang bekerja di lembaga pendidikan tinggi. Mereka kebanyakan berstatus sebagai profesor, asisten profesor dan dosen.
Akademisi bidang teknologi informasi, bahasa Inggris dan berbagai cabang sains dan teknik direkrut dalam jumlah yang cukup banyak oleh berbagai universitas di Saudi dengan kontrak tahunan.
Secara bertahap, tenaga-tenaga asing itu akan diganti oleh orang-orang Saudi yang berkompeten dan menuntaskan pendidikan tingginya melalui skema beasiswa Raja Abdullah.
Meskipun usia 60 tahun dijadikan acuan untuk memberhentikan tenaga akademik tersebut, namun di banyak kasus ketentuannya diperlonggar, tergantung kebutuhan universitas.
Kementerian Pendidikan Tinggi tetap meminta agar para akademisi asing yang sudah lewat batas usia diberhentikan, dengan kelonggaran untuk profesor 70 tahun, asisten profesor 65 tahun, dosen dan lainnya 63 tahun.
Dalam kasus tertentu kontrak hanya dapat diperpanjang 1 tahun akademik dengan izin dari kementerian.
Prof Azhar Ansari yang berusia lebih dari 70 tahun asal Pakistan dan bekerja sebagai profesor fisika di Universitas Raja Abdulaziz mengatakan, dirinya diberitahu bahwa kontrak kerjanya tidak akan diperpanjanga karena usianya sudah lanjut.
Sejumlah sumber mengatakan, selain usia, faktor-faktor lain juga menjadi pertimbangan dalam pembaruan kontrak, seperti ketersediaan staf lokal sesuai kualifikasi.
Untuk rumah-rumah sakit universitas, tenaga akademik asing dikontrak sesuai dengan keinginan lembaga tinggi Saudi yang bersangkutan.*