Hidayatullah.com—Kota Freiburg, terletak di kawasan hutan pegunungan di Schwarzwald (Black Forest) selatan Jerman, hari Sabtu (23/1/2016) mulai memberlakukan larangan masuk kelab malam bagi para imigran.
Deutshce Welle melansir berbagai laporan menyebutkan, kebijakan itu diambil setelah terjadi banyak pencopetan dan serangan seksual, sementara ribuan mahasiswa setiap malam menghabiskan waktu di bar-bar dan kelab malam yang tersebar di kota pelajar tersebut.
Koran lokal Badische Zeitung menulis bahwa kota hijau itu mengundang paguyuban pemilik bar untuk berunding di balai kota guna membahas larangan itu.
Ulrich von Kirchbach, pejabat masalah sosial di kota itu, bereaksi marah menanggapi larangan tersebut. “Peraturan semacam itu bertentangan dengan peraturan larangan diskriminasi,” kata Von Kirchbach seperti ditulis Badische Zeitung. Meskipun demikian, Kirchbach menegaskan siapa saja pelaku kriminal harus diproses hukum.
Sementara tidak ada yang tahu apakah larangan semacam itu bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, menurut Kepala Kepolisian Freiburg Utara Harry Hochuli kebijakan serupa pernah diambil belasan tahun lalu, dan berhasil menekan angka kriminalitas ringan.
Jerman belakangan diguncang masalah pelecehan seksual menyusul banyaknya laporan yang masuk soal kejahatan seksul yang terjadi pada malam pergantian tahun baru kemarin, terutama di sekitar stasiun besar Cologne. Oleh karena sebagian pelakunya adalah imigran, kebijakan imigrasi negara itu dipersoalkan oleh banyak pihak di sana. Warga Jerman, yang menuding imigran sebagai biang kerok, meminta agar berbagai kebijakan diambil guna membatasi kedatangan dan gerak-gerik migran di negeri Hitler tersebut.*