Hidayatullah.com—McDonald’s mengumumkan akan membuka 1.250 rumah makan baru di China dalam kurun 5 tahun ke depan, seiring dengan upaya perusahaan makanan cepat saji itu menggenjot peningkatan penjualan.
Dengan akan dibukanya ribuan warung makan baru itu, berarti China akan menjadi jaringan kedua terbesar McDonald’s setelah Amerika Serikat.
Pada periode yang sama, McDonald’s juga akan membuka 250 warung di Hong Kong dan Korea Selatan, lapor BBC Kamis (31/3/2016).
McDonald’s mengaku mengalami peningkatan penjualan global, termasuk di Rusia, hampir seperempat dari total penjualan di tahun 2015.
Saat ini perusahaan makanan asal Amerika Serikat itu sudah memiliki gerai lebih dari 2.200 di seantero China.
Sekarang McDonald’s sedang giat memasarkan waralabanya di tiga lokasi di Asia tersebut, di samping rencana pengembangan waralaba sebanyak 95% di seluruh dunia dalam jangka panjang.
McDonald’s dan rival Yum Brands, pemilik KFC dan Pizza Hut, menghadapi kompetisi dari rival-rival lokal yang lebih murah harganya, khususnya di China, di mana mereka berusaha memulihkan bisnis dari terpaan isu keamanan pangan.
Pimpinan eksekutif McDonald’s Steve Easterbrook mengatakan Asia merupakan “daerah peluang signifikan” untuk jaringan burgernya.
“Kami sedang berada di tengah-tengah transformasi bisnis dan pengambilan langkah strategis, serta pendekatan cermat guna memperkuat kemampuan tumbuh kami di seluruh dunia,” kata Easterbrook, seraya menambahkan bahwa upaya itu akan menguntungkan mitra bisnis lokal mereka, mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan pertumbuhan restoran mereka.
McDonald’s termasuk salah satu perusahaan makanan dan minuman kelas dunia yang dituding oleh pakar-pakar kesehatan masyarakat dan organisasi-organisasi peduli konsumen sebagai penyebab tingginya kasus diabetes tipe 2 dan obesitas alias kegemukan, terutama di kalangan anak-anak, di berbagai belahan dunia saat ini. Makanan cepat saji yang disediakan McDonald’s dan kawan-kawan dinilai terlalu tinggi karbohidrat, gula dan lemak, tetapi sangat sedikit nutrisinya, atau lebih dikenal dengan sebutan junk food (makanan sampah).*