Hidayatullah.com—Eropa lebih takut terhadap banjir migran daripada terorisme, demikian menurut seorang pemantau HAM Eropa dalam laporan yang dirilis hari Selasa (19/4/2016).
Dalam laporan tahunannya, Nils Muiznieks, komisioner HAM untuk Dewan Eropa, menggambarkan tahun 2015 sebagai tahun ketakutan dan kegelisahan bagi benua itu.
“Dalam suasana seperti itu, pemerintah cenderung mengabaikan kewajiban HAM mereka dan terkadang pendapat publik mendorong kecenderungan itu,” kata Muiznieks memperingatkan dewan beranggotakan 47 negara Eropa itu yang berbasis di Strasbourg.
Muiznieks menunjuk dampak terhadap suasana hati rakyat dari dua serangan teror di Paris –yang menarget kantor Charlie Hebdo dan rangkaian serangan November yang menewaskan 130 orang.
Namun, kata Muiznieks, meskipun ketakukan terhadap teror meluas, yang lebih meluas lagi adalah ketakukutan yang ditimbulkan oleh gelombang arus migran dan pengungsi ke Eropa. Ketakutan itu disebut Muiznieks sebagai ketakukan multi-faset yang menghinggapi banyak negara Eropa.
“Bagi sebagian, arus kedatangan migran itu menunjukkan ketidakmampuan masing-masing pemerintah dan Eropa secara keseluruhan dalam mengontrol perbatasannya,” kata Muiznieks seperti dikutip AFP.
Lebih jauh pemantau HAM itu mengatakan Eropa lebih sibuk memangkas tunjangan kesejahteraan yang berhak diterima migran/pengungsi daripada mengatasi arus kedatangan baru.
Dia juga memperingatkan di masa mendatang Eropa akan menghadapi masalah integrasi migran dengan negara penampungnya.
Laporan itu juga menyuarakan perihal situasi tidak aman di Ukraina, yang mendorong pemerintah Kiev mengabaikan kewajiban HAM-nya, serta perihal kebebasan pers di sejumlah negara Eropa Timur seperti di Polandia dan negara Balkan.*