Hidayatullah.com–Seorang putra supir bus asal Pakistan yang sempat dituduh memiliki kaitan dengan ekstremisme Sadiq Khan terpilih sebagai wali kota London pada Jumat (6/5/2016) waktu setempat.
Walaupun belum ada pengumuman resmi, media sudah memastikan kemenangan berada di pihak Khan. Secara matematika, kemenangan Khan sulit dikejar Goldsmith. Demikian kutip The Guardian.
Sebagaimana diketahui, hasil pemungutan suara Kamis (05/05/2016), memperlihatkan calon Partai Buruh ini meraih 44,2% suara sementara saingan terdekatnya Zac Goldsmith dari Partai Konservatif meraih 35% suara.
Khan yang lahir di London pada tahun 1970 dibesarkan di rumah susun dengan enam kakak dan adik perempuannya di Tooting, daerah di London selatan dengan etnis beragam.
“Cerita saya adalah cerita tentang London. Ayah saya adalah seorang supir bus dan ibu saya penjahit. London memberikan saya kesempatan untuk berkembang, dari rumah susun dan menjalankan usaha yang berhasil dan menjabat di kabinet,” kata Khan, anggota parlemen pihak oposisi, Partai Buruh, dalam situsnya dikutip BBC.
Sebelumnya, tahun 2008, Perdana Menteri saat itu Gordon Brown mengangkatnya menjadi menteri komunitas sebelum menjadi menteri transportasi, sekaligus menjadi menteri Muslim pertama yang menghadiri sidang kabinet.
Ia bergabung dengan Partai Buruh pada usia 15 tahun dan ditunjuk sebagai anggota majelis di daerah yang dikuasai Partai Konservatif di London, Wandsworth, pada 1994.
Khan akan menggantikan wali kota sebelumnya yang dijabat Boris Johnson. Peristiwa ini menandai sejarah baru, untuk pertama kalinya seorang Muslim memimpin Kota London.
Di Eropa, Khan merupakan Muslim kedua yang menjadi wali kota, setelah sebelumnya ada Ahmed Aboutaleb yang menjadi Wali Kota Rotterdam, Belanda.
Khan dibesarkan di pemukiman dewan kotapraja. Sebelum menjadi wali kota, suami dari Saadiya Khan ini adalah seorang pengacara yang terjun ke dunia politik. Dia menjadi anggota parlemen mewakili wilayahnya, Tooting.
Wali Kota London Terpilih, Sadiq Khan Pernah Dukung Perkawinan Sejenis
Pada 2013, Khan menuai kontroversi, karena menyetujui perkawinan sesama jenis. Aksinya ini telah menuai kecaman berbagai pihak.*