Hidayatullah.com–Warga Negara Indonesia dan Malaysia, yang mayoritas mahasiswa, sering menjadi korban tindak kejahatan di Kairo, Mesir terutama di kawasan Nasr City.
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir, Abdul Gofur Mahmudin mengatakan, komunitas mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia, mayoritas tinggal di wilayah Nasr City, daerah di mana banyak warga imigran dan pengungsi dari negara-negara Afrika tinggal.
Abdul Gofur menduga, warga negara Indonesia dan Malaysia sering menjadi target tindak kejahatan seperti perampokan, penodongan karena postur badan warga negara dari kedua negara tersebut tergolong kecil.
“Memang kejahatan itu ditujukan kepada orang-orang Asia terutama orang-orang Indonesia dan Malaysia. Pertama mungkin orang Indonesia dan Malaysia merupakan komunitas mahasiswa luar negeri yang paling banyak. Nah konsentrasi mahasiswa Asia rata –rata tinggal di Nasr City. Nasr City adalah kawasan yang dihuni oleh mayoritas mahasiswa dari Asia terutama Indonesia, sehingga digunakan oleh para (pelaku-red) kriminal itu untuk memanfaatkan dan melakukan kejahatan terhadap orang Asia. Terhadap orang Mesir sendiri mereka tidak seperti itu, lebih banyaknya pada orang Asia karena orang Asia badannya kecil, lebih kecil terus dan orang asing”, tutur Abd Gofur, Sabtu (09/07/2016) dikutip KBRN.
Abdul Gofur meminta mahasiswa Indonesia di Kairo untuk tidak jalan sendirian di pagi hari dan malam hari. Mengingat, kondisi sepi di pagi hari dan malam hari kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya.
Menurut Abdul Gofur, beberapa hari setelah Idul Fitri, mahasiswa Indonesia telah menjadi korban tindak kejahatan. Kejadian pertama terjadi pada malam hari tanggal 7 Juli, dua orang mahasiswa Al Azhar asal Banten dihadang oleh segerembolan orang tidak dikenal. Mereka mengambil barang berharga serta melukai dua mahasiswa tersebut dengan pisau.
Kemudian, pada malam, tanggal 8 Juli 2016, seorang mahasiswa asal Sumatra Selatan yang sedang berjalan menuju rumahnya, di jalan yang agak sepi dan gelap, dihadang oleh beberapa orang yang berkulit hitam.
Para gerombolan penjahat menusuk korban dengan benda tajam di kepala dan leher dan mengambil handphone, barang berharga dari korban. Dua peristiwa penodongan yang menimpa mahasiswa Indonesia tersebut sudah ditangani oleh Kepolisian Mesir.*