Hidayatullah.com—Aksi unjuk rasa besar terjadi di ibukota Berlin, di mana para demonstran meneriakkan seruan agar Kanselir Angela Merkel mundur dari jabatannya. Mereka kecewa dengan kebijakan migran politisi wanita itu.
Orang-orang yang berkumpul di stasiun pusat Berlin itu mengibar-kibarkan bendera nasional Jerman, bendera-bendera kerajaan di Jerman dan bendera kelompok perlawanan anti-Nazi di era Perang Dunia II.
Mereka mengusung spanduk dan meneriakkan kata-kata “Merkel harus pergi” dan “Ratu para penyelundup. Merkel harus pergi.”
Menurut polisi sekitar 1.350 orang ambil bagian dalam demonstrasi itu, lapor Russia Today.
Para pembicara dalam aksi itu menuntut agar Merkel membuatkebijakan untuk menangkal kedatangan pengungsi baru dan mengimplementasikan kebijakan keamanan yang lebih keras.
“Merkel menghancurkan Jerman,” kata salah seorang demonstran kepada koresponden Russia Today di lokasi hari Sabtu (30/7/2016).
“Itu tak bisa diterima, kita membiarkan orang-orang masuk ke negara kita tanpa melalui pemeriksaan yang benar. Kita menghadapi kondisi di mana orang-orang datang dan tidak jelas apa maksud mereka,” kata seorang demonstran lain.
Unjuk rasa anti-Merkel itu digelar oleh kelompok bernama “We are for Berlin, we are for Germany” untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap kebijakan Merkel yang membuka luas pintu bagi pengungsi dan migran pencari suaka.
Menurut laporan media Jerman, unjuk rasa kemarin itu merupakan yang ketiga yang digelar oleh kelompok tersebut. Sebelumnya mereka pernah melakukan aksi serupa di bulan Maret dan Mei.
Sementara itu pada saat yang sama, digelar aksi unjuk rasa tandingan oleh sejumlah kelompok kiri di ibukota dengan slogan “For a united Berlin – against right wing hate!”. Para peserta unjuk rasa berkekuatan sekitar 1.000 orang itu mengusung spanduk bertuliskan “Jerman lebih baik tanpa Nazi.”
Tidak hanya di daratan, orang-orang yang berada di atas perahu dan panggung apung di Sungai Spree juga menggemakan toleransi terhadap pengungsi.
Menurut pihak kepolisian jumlah aparat yang dikerahkan untuk mengawal berbagai unjuk rasa kemarin itu mencapai 1.700.
Merkel belakangan semakin mendapatkan banyak hujatan dan kecaman terkait kebijakan migran yang dibuatnya. Terlebih belum lama ini, menyusul serangkaian serangan mematikan di beberapa kota di Jerman oleh migran atau pengungsi, Merkel mengatakan bahwa Jerman masih aman dan negara itu masih bisa mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan migran dan pengungsi.*