Hidayatullah.com—Politisi paling senior dari Partai Republik Paul Ryan mengatakan tidak akan membela Donald Trump, setelah pembicaraan cabul calon presiden itu mencuat ke publik.
Paul Ryan, yang merupakan juru bicara atau ketua House of Representatives, berjanji akan fokus mempertahankan kursi partainya di Kongres, tetapi tidak akan mendukung capres dari partainya, lapor BBC Selasa (11/10/2016).
Hari Jumat lalu, sebuah rekaman video tahun 2005 mengungkap Trump sedang menceritakan bagaimana dirinya berusaha mendekati seorang wanita agar mau berhubungan seks dengannya dan memberikan komentar-komentar cabul tentang perempuan.
Ketika ditanya oleh moderator dalam debat capres kedua kemarin perihal video itu, Trump –yang meminta maaf terkait video itu– justru melancarkan serangan ke Hillary Clinton dengan mengungkit skandal seks yang pernah dilakukan oleh suami Hillary, Bill Clinton, saat menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
Menyusul terungkapnya kelakuan immoral Trump lewat video itu, sedikitnya 38 politisi senior Partai Republik, termasuk senator, anggota Kongres dan gubernur negara bagian, menarik dukungan yang diberikannya kepada Trump.
Menurut sumber-sumber yang mengetahui tentang conference call yang dilakukan Ryan dengan anggota-anggota Kongres hari Senin kemarin, politisi senior itu sepertinya akan menerima kemenangan Hillary Clinton dalam perebutan kursi presiden di Gedung Putih dan dia ingin memastikan kaum Republikan di Kongres cukup kuat untuk berhadapan dengan pemerintahan Clinton nantinya.*