Hidayatullah.com—Seorang bekas tahanan di Guantanamo yang melakukan mogok makan di Uruguay guna menuntut relokasi ke negara lain telah menghentikan aksinya setelah menerima tawaran, kata para pendukungnya.
Jihad Diyab, seorang warga Suriah, adalah satu dari enam tahanan Guantanamo yang diberikan suaka di Uruguai pada 2014 sebagai bagian dari upaya Amerika Serikat menutup penjara brutal itu.
Diyab telah melakukan mogok makan selama 68 hari dan menghadapi resiko kematian.
Diyab menuntut agar dirinya dipindahkan ke sebuah negara Arab.
Dia mengatakan ingin bersatu kembali dengan keluarganya.
Para pendukungnya tidak mengungkap negara mana yang telah setuju untuk menampungnya, tetapi para pejabat mengatakan bahwa Diyab sudah ditegaskan tidak bisa kembali ke Suriah sebab ada perang sipil di sana, lapor BBC Ahad (23/10/2016).
Pemerintah Uruguay juga dikabarkan telah mengatakan bahwa negara Qatar dan Turki menolak untuk menampung Diyab.
“Dengan kesehatannya yang sekarang menjadi masalah serius, dia menerima tawaran untuk pergi,” kata kelompok pendukung Diyab di laman Facebook.
Uruguay dikabarkan telah menawarkan untuk membawa keluarga Diyab ke negara itu, tetapi tawaran tersebut ditolaknya.
Jihad Ahmad Diyab dikurung dalam penjara Guantanamo oleh Amerika Serikat dengan tuduhan menjadi anggota sebuah kelompok militan. Selama dikurung dalam penjara yang dikelola CIA itu Diyab tidak pernah dikenai dakwaan apapun sampai akhirnya dia dipindah ke Uruguay.
Barack Obama kerap mengatakan bahwa penjara yang dibuka sejak 2002 itu, menyusul peristiwa runtuhnya kompleks gedung WTC di New York 11 September 2001, akan ditutup sebelum dirinya mengakhiri jabatan sebagai presiden AS. Namun, hingga kini hal itu belum juga diwujudkan Obama.
Sejak penjara itu dibuka, sekitar 779 orang ditangkap, diculik dan diambil paksa lalu dijebloskan ke fasilitas yang berada di kawasan pangkalan militer Amerika Serikat di Guantanamo Bay di wilayah Kuba itu.
Uruguay tahun 2014 bersedia menampung 6 pria Arab, tetapi kemudian mengatakan pihaknya tidak akan menerima eks tahanan Guantanamo lain yang akan dipindahkan. Pemerintah Uruguay beralasan tahanan yang sudah ditempatkan di sana kesulitan beradaptasi hidup di negara barunya itu.*