Hidayatullah.com— Guru-guru di New Zealand hari Rabu (29/5/2019) turun ke jalan untuk menggelar aksi mogok terbesar dalam sejarah di kalangan pekerja sektor pendidikan di negara itu, menuntut pembayaran gaji yang lebih besar dan pengurangan jam kerja.
Aksi mogok dilakukan oleh hampir 50,000 guru sekolah dasar dan menengah, sehari sebelum pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Arden merilis anggaran “kesejahteraan”.
Kebijakan fiskal itu dipandang sebagai kebijakan yang lebih menekankan kepada “kebaikan, empati dan kesejahteraan” dan bukan menekankan indikator pertumbuhan ekonomi sebagaimana anggara tradisional.
Perundingan antara pemerintah dan serikat guru sudah mandek setahun, sebab pemerintah mengatakan tidak akan menambah gaji guru lebih dari apa yang ditawarkan saat ini. Pemerintah mengklaim bahwa alokasi gaji guru yang sekarang saja sudah menaikkan anggaran 1,2 miliar dolar New Zealand ($788 juta) selama empat tahun
“Rendahnya anggaran pendidikan selama satu dekade terakhir mengakibatkan para guru digaji di bawah standar dan kelebihan jam keja, sehingga banyak guru yang akhirnya meninggalkan profesi ini,” kata serikat guru dalam pernyataannya seperti dilansir DW.
Sementara itu hari Rabu Menteri Keuangan NZ Gabriel Makhlouf mengatakan bahwa para hacker meretas jaringan komputer pemerintah sehingga sebagian dari informasi anggaran baru dicuri. Polisi sedang menyelidiki aksi peretasan tersebut, yang menurut pemerintah sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Kelompok oposisi Partai Nasional membantah terlibat dalam pencurian informasi itu.
“Kalian baca bibir saya: Partai Nasional sepenuhnya bertindak secara patut,” kata Ketua Partai Simon Bridges kepada awak media hari Rabu, tanpa menjelaskan bagaimana pihaknya mengetahui infomasi anggaran baru pemerintah yang belum dirilis resmi.*