Hidayatullah.com—Marine Le Pen, pemimpin partai Front Nasional yang dikenal anti-imigran, menyerukan agar anak-anak para pendatang asing di Prancis tidak diberikan fasilitas pendidikan gratis.
Dalam konferensi pers di Paris dia mengatakan bahwa orang-orang asing yang datang ke Prancis jangan berharap mendapatkan sekolah gratis bagi anak-anak mereka.
“Saya tidak menentang orang-orang asing, tapi saya ingin mengatakan kepada mereka: jika kalian datang ke negara kami, jangan berharap kalian akan diramut (diurus) … dan berharap anak-anak kalian dididik secara gratis,” kata Le Pen seperti dikutip Euronews Kamis (8/12/2016). “Selesai sekarang. Habis sudah waktu bermain-main,” imbuh politisi wanita yang juga dikenal anti-Islam itu.
Setelah mengemukakan pernyataan tersebut, selang beberapa waktu dia mengklarifikasi pernyataannya itu dengan mengatakan bahwa yang dia maksud bukan semua pendatang asing, melainkan hanya orang yang datang secara ilegal di Prancis.
“Saya menganggap bahwa pendidikan gratis dan wajib belajar bagi anak-anak dari orangtua imigran ilegal adalah sebuah pompa hisap bagi imigrasi yang harus dihentikan, dan saya berpikir tentang menyediakan waktu tunggu sebelum orang-orang asing yang datang untuk bekerja di negara kita bisa mengakses pelayanan publik dan kesejahteraan sosial tertentu,” kata Le Pen kepada para reporter saat berjalan-jalan di sebuah pasar Natal di daerah Champ Elysées.
Menanggapi pernyataan Le Pen itu, dengan nada mengecam Menteri Pendidikan Najat Vallaud-Belkacem, yang berasal dari Partai Sosialis dan keluarganya adalah migran asal Maroko, mengatakan bahwa pendidikan adalah hak absolut. Dia menuding Le Pen sama sekali mengabaikan penderitaan dan kesusahan yang dialami oleh anak-anak migran.
Kandidat presiden Prancis dari sayap kanan jauh Jean-Luc Mélenchon menyebut pernyataan Le Pen itu “provokasi yang sangat besar” dan “barbar” (biadab). Serta “memalukan,” kata bekas ketua federasi para pengusaha di Prancis Medef itu.
Le Pen beberapa tahun belakangan giat mengampanyekan pembatasan-pembatasan bagi pendatang asing di Prancis. Dalam manifesto pencalonan diri sebagai presiden tahun 2012, politisi wanita itu menyeru agar migran yang masuk ke negara Prancis dibatasi menjadi 10.000 setahun.*