Hidayatullah.com—Pihak berwenang di Iran mengampuni sejumlah penjahat kelas kakap dan membebaskannya dari penjara setelah mereka menyatakan bersedia diterjunkan dalam perang di Suriah, lapor media setempat.
Al-Hissar News, situs berita online pemerhati kabar seputar HAM tahanan dan narapidana Iran, mengunggap bagaimana Teheran membujuk rayu narapidana Iran dan Afghanistan dengan janji pengampunan hukuman jika mereka kembali dengan selamat dari medan perang di Suriah, lapor Alarabiya (10/12/2016).
Menurut sumber, pihak berwenang penjara di Iran mengkonfirmasi bahwa narapidana yang bersedia ikut perang di Suriah akan dianggap sebagai “martir”, serta imbalan dan tunjangan-tunjangan lain diberikan kepada keluarganya jika mereka terbunuh dalam pertempuran di garis depan.
Ribuan tentara pemerintah dan milisi Iran telah tewas dalam perang di Suriah, menunjukkan dengan jelas keterlibatan mendalam negeri Syiah itu dalam membantu rezim Damaskus pimpinan Bashar Al-Assad.
Selain menjaring tentara bayaran dari kalangan narapidana, Teheran juga diam-diam merekrut ratusan orang Iraq, Pakistan dan Afghanistan untuk diikutkan berperang bersama tentara pemerintah Suriah.
Seorang narapidana penjara Rajaai Shar Karj, yang menolak diidentifikasi dengan alasan keamanan, mengatakan para narapidana dilarang mengungkapkan keinginan mereka untuk ikut berperang di Suriah atau menjelaskan mengapa mereka mendapatkan pengampunan hukum, lapor media Iran tersebut.
“Ibu saya menolak keras ide untuk menjadi sukarelawan dan berkata biar Khamenei dan Rafsanjani mengirim anak-anaknya sendiri, bukan para narapidana yang putus asa dan orang-orang Afghanistan,” kata narapidana itu.*