Hidayatullah.com—Komisi Eropa hari Selasa (6/6/2017 memperingatkan negara-negara anggotanya yang menolak memenuhi peraturan kuota pencari suaka dan memperingatakan bahwa ada sanksi yang segera akan diberikan pekan depan.
Peringatan itu dikeluarkan Uni Eropa setelah Republik Ceko mengatakan tidak akan menerima migran/pengungsi lagi dengan alasan keamanan, lapor Euronews.
Mendagri Ceko Milan Chovanec mengatakan hari Senin bahwa negaranya tidak akan menampung migran lebih banyak lagi sebelum ketentuan UE itu habis masa berlakunya pada September mendatang.
“Pemerintah menyetujui penangguhan sistem ini untuk Republik Ceko karena situasi keamanan yang memburuk dan malfungsi seluruh sistem relokasi.Pemerintah juga mendesak Kemendagri untuk mengakhiri semua aktivitasnya dalam hal ini. Itu berarti Republik Ceko tidak akan lagi berpartisipasi dalam relokasi migran yang datang dari Yunani dan Italia,” kata Chovanec.
Republik Ceko hanya menerima suaka beberapa puluh migran saja dari kuota 2.600 yang ditetapkan Uni Eropa, menurut berbagai laporan.
Polandia, Hungaria dan Slovakia juga menolak skema penampungan migran Uni Eropa. Negara-negara yang menolak menampung para migran dan pengungsi itu kebanyakan menggunakan retorika anti-Islam dan lebih memprioritaskan menerima migran atau pengungsi non-Muslim.
Ceko sendiri, meskipun berteriak-teriak menolak menerima pencari suaka, menyediakan tempat khusus untuk penampungan migran dan pengungsi orang Iraq yang beragama Kristen. Seperti pernah dilaporkan Irish Times tahun lalu (13/2/2016), Republik Ceko memberikan akomodasi bagi migran Kristen Iraq di Jihlava, yang berjarak sekitar 130km arah tenggara dari ibukota Praha. Tidak hanya itu, bahkan biaya hidup mereka ditanggung, dengan donasi dari Barnabas Fund (asal Inggris) dan donatur dari Ceko sendiri.
“Orang-orang di Republik Ceko tidak terlalu ramah dengan pengungsi, tetapi masyarakat secara umum menanggapi positif proyek ini,” kata Martin Frydll dari Generation 21, yayasan yang membantu relokasi orang Kristen Iraq di Ceko seperti dikutip Irish Times.*