Hidayatullah.com– Mali menerima sejumlah peralatan militer dari Rusia setelah Uni Eropa menangguhkan program pelatihan militernya dengan negara di kawasan Sahel itu.
Panglima Angkatan Bersenjata Mali Mayjen Oumar Diarra menerima dua helikopter tempur dan radar pengintai, kata kantor kepresidenan Mali dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC Selasa (19/4/2022).
Kepresidenan membagikan video yang menunjukkan peralatan tempur yang dikirim oleh penerbangan kargo Rusia di bandara di ibu kota Bamako.
Diarra menyebut dukungan Rusia ke Mali itu sebagai “perwujudan kemitraan yang sangat bermanfaat”.
Bulan lalu, Mali menerima dua helikopter tempur dan radar buatan Rusia tak lama setelah muncul laporan bahwa Menteri Pertahanan dan Kepala Angkatan Udara Mali “diam-diam” mengunjungi Moskow.
Media pemerintah secara luas mempublikasikan penerimaan perlengkapan militer tersebut dan memuji dukungan Rusia terhadap Mali dalam operasi kontra-pemberontakan.
Kehadiran tentara bayaran yang dikelola perusahaan jasa keamanan asal Rusia, Wagner Group, telah membuat negara-negara Eropa menarik pasukannya dari Mali.*