Hidayatullah.com—Norwegia mengusulkan larangan penggunaan penutup wajah yang biasa dipakai wanita Muslim dan penutup wajah lainnya di sekolah-sekolah, karena hal itu dianggap menghambat komunikasi antara murid dan gurunya.
Larangan tersebut, yang pertama akan diberlakukan di sebuah negara Skandinavia, menarget niqab, burqa, balaklava, masker penutup wajah, dan akan diterapkan di sekolah mulai tingkat taman kanak-kanak hingga universitas.
Meskipun demikian, kerudung, kopyah dan topi masih boleh dipergunakan.
Kebanyakan partai politik di Norwegia mendukung rancangan undang-undang itu, yang diperkirakan akan diloloskan tahun depan, lapor BBC Senin (12/6/2017).
“Pakaian-pakaian ini menghambat komunikasi yang baik, yang penting bagi para siswa untuk mendapatkan pendidikan yang baik,” kata Menteri Pendidikan dan Riset Torbjom Roe Isaksen dalam pernyataannya.
Pejabat sementera Menteri Imigrasi dan Integrasi Per Sanberg mengatakan bahwa dapat berkomunikasi dengan satu sama lain adalah sebuah “nilai mendasar.”
Otoritas lokal di wilayah Norwegia sebenarnya sudah bisa menerapkan larangan tersebut di sekolah-sekolah, tetapi bukan merupakan kebijakan yang berlaku nasional.
Para pengkritik mempertanyakan relevansi larangan tersebut mengingat cadar sangat jarang dipakai oleh orang di Norwegia.
“Ada sangat-sangat sedikit orang yang mengenakan niqab, jadi ini hanyalah masalah marjinal dalam konteks integrasi. Oleh karena itu, saya meyakini usulan RUU ini tidak perlu,” kata Linda Noor dari wadah pemikir Minotenk yang fokus masalah-masalah minoritas, kepada lembaga penyiaran NRK.
Awal tahun ini sebuah organisasi Muslim di negara itu, Dewan Islam Norwegia, menyulut kontroversi setelah mempekerjakan seorang jubir pengguna cadar.
Organisasi itu, yang telah mendapatkan dana hibah dari pemerintah untuk meningkatkan dialog antaragama, dikritik oleh Kementerian Kebudayaa, anggota-anggota parlemen dari kalangan Muslim dan organisasi Muslim lainnya.
Dewan Islam Norwegia membela keputusannya menunjuk Leyla Hasic sebagai jubir dengan mengatakan wanita itu adalah orang yang tepat untuk mengemban tugas itu.*