Hidayatullah.com—Al Ikhwan al Muslimun Mesir telah berjanji untuk melakukan aktivitas yang damai di saat kelompok itu menandai peringatan empat tahun pembubaran dengan kekerasan demonstrasi di Kairo di mana ratusan orang terbunuh.
Dalam sebuah pernyataan, bertindak sebagai Pemimpin Tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mahmud Ezzat, mengatakan mempertahankan perjuangan damai akan menjadi “sebuah jaminan untuk tidka menjadi korban kekerasan dan keputusasaan,” kutip middleeastmonitor.com, hari Ahad (13/08/2017).
Tepat tahun lalu, 14 Agustus, 2013, pasukan keamanan Mesir secara brutal membubarkan demonstrasi duduk yang dilakukan sebagai dukungan pada mantan Presiden Mohammad Mursi di lapangan Raba’a al-Adawiya, timur Kairo.
Sementara otoritas Mesir mengatakan hanya 623 orang yang terbunuh dalam pembubaran itu, Ikhwanul Muslimin menyebut korban terbunuh mencapai hampir 2.600.
Pembubaran itu terjadi beberapa minggu setelah militer, dipimpin menteri pertahanan saat itu Abdul Fattah al-Sisi, yang kemudian menggulingkan presiden pertama Mesir terpilih, dalam sebuah kudeta militer.
“Kami akan mengingat Rabaa karena itu telah menjadi sebuah simbol kebebasan, kehormatan dan martabat,” kata Ezzat.
Setelah kudeta itu, pasukan keamanan Mesir melancarkan tindakan keras pada para pendukung Mursi dan kelompok Ikhwanul Muslimin nya, membunuh ratusan dan menahan ribuan orang lainnya.*