Hidayatullah.com—Seorang pria India dari kasta terendah Hindu India tewas setelah dipukuli saat menghadiri perayaan Navaratri.
Jayesh Solanki, 21, dinyatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit hari Ahad malam (1/10/2017), setelah dipukuli oleh sejumlah orang ketika menghadiri perayaan Navaratri, kata pihak berwenang Senin (2/10/2017) seperti dilansir Deutsche Welle.
Solanki, dari kasta Dalit, pergi bersama sepupunya bernama Prakash untuk menonton pertunjukan Garba di sebuah desa di distrik Anand, negara bagian Gujarat, India. Garba adalah tarian tradisional yang ditampilkan dalam Navaratri, perayaan Hindu untuk menghormati dewi perang Durga.
Kepada para reporter Prakash bercerita, ketika itu segerombolan laki-laki dari kasta lebih tinggi dari komunitas Patel mendatangani kalangan Dalit dan menanyai mereka mengapa hadir dalam acara tersebut. Sambil mengeluarkan kata-kata hinaan, gerombolan itu mengatakan bahwa acara itu hanya digelar oleh dan untuk kalangan kasta lebih tinggi saja.
“Mereka menyerang kami dalam pertikaian itu dan membenturkan kepala jayesh ke dinding. Mereka memukulinya dan menendanginya ketika dia terjatuh ke tanah,” cerita Prakash kepada awak media.
Polisi mengatakan delapan pelaku serangan, berusia antara 20 dan 21 tahun, sudah ditangkap pada hari Senin. Menurut polisi serangan itu spontan tanpa direncanakan.
“Pemuda itu terbunuh karena provokasi mendadak,” kata petugas kepolisian bernama AM Patel.
Konstitusi India melarang diskriminasi terhadap orang kasta rendahan seperti Dalit. Namun, di masyarakat diskriminasi terhadap orang-orang Dalit oleh orang-orang dari kasta yang lebih tinggi di India kentara sekali.
Ada lima kasta dalam masyarakat Hindu India, yaitu Brahman (kalangan pendeta dan akademik), Ksatriya (penguasa, pejabat pemerintah, prajurit), Vaishya (seniman, pedagang, petani), Sudra (buruh, kelas pekerja) dan Dalit (orang miskin papa dengan pekerjaan sepele dan kotor seperti tukang sapu dan bersih-bersih).
Sekarang ini diperkirakaan ada 200 juta orang di India yang termasuk dalam kasta Dalit, yang selama ratusan tahun menjadi bulan-bulanan kasta lebih tinggi.*