Hidayatullah.com—Presiden Afghanistan Hamid Karzai hari Ahad (24/11/2013) menolak untuk menandatangani perjanjian dengan Washington guna mengizinkan pasukan Amerika Serikat tetap berada di negaranya pasca 2014.
“Perdamaian adalah syarat yang kami berikan. Jika mereka berhasil mewujudkannya maka kami akan menandatanganinya,” kata Karzai saat menutup pertemuan para tokoh adat dan politik Afghanistan Loya Jirga.
Selama tiga hari pemerintah dan para tetua adat berunding untuk memutuskan apakah akan memperpanjang Kesepakatan Keamanan Bilateral dengan Amerika, yang memungkinkan pasukan washington tetap bercokol de negara mereka usai penarikan pasukan AS/NATO tahun depan.
Penolakan Karzai itu membuat ketua Loya Jirga yang juga mantan presiden dan bekas guru Karzai, Sibghatullah Mojaddedi marah.
“Anda harus menandatanganinya, Anda harus menandatanganinya agar masalah ini selesai,” kata Mojaddedi, yang mengancam akan mundur serta meninggalkan Afghanistan dikutip AP.
Karzai akan meninggalkan jabatannya sebagai presiden setelah pemilu 5 April tahun depan digelar. Sebagian pihak menilai, Karzai tidak ingin dipandang dan dikenang sebagai orang yang mendukung keberadaan pasukan Amerika Serikat, yang telah membuat negara itu porak-poranda.*