Hidayatullah.com–Letjen Halutz mengatakan dia ingin dianggap 'bertanggung jawab' setelah perang yang dikritik secara meluas karena dinilai gagal memberantas milisi anti Israel.
Penyelidikan militer sudah selesai, namun badan pemerintah yang menangani perang 34 hari itu masih melakukan penyelidikan.
Pengunduran diri Letjen Dan Halutz ini tampaknya menjadi salah satu dari serangkaian langkah mundur belakangan ini atas PM Ehud Olmert.
Beberapa jam sebelum Letjen Halutz mengumumkan pengunduran diri, Kementrian Kehakiman memerintahkan penyelidikan kriminal atas peran Olmert dalam swastanisasi bank terbesar kedua di Israel Tahun 2005.
Di bawah tekanan
Kepemimpinan militer dikritik karena perencanaan buruk, strategi buruk, maupun pelaksanaan buruk dalam perang tersebut. Letjen Halutz dinilai terlalu mengandalkan serangan udara dan menunggu terlalu lama sebelum mengerahkan pasukan darat.
Dan ketika pasukan darat dikerahkan, banyak tentara yang mengeluh tidak didukung oleh peralatan memadai.
Letjen Halutz mengatakan memutuskan untuk mengundurkan diri karena penyelidikan atas perang sudah selesai.
"Gema perang sudah melemah dan saya memutuskan untuk bertindak sesuai dengan tanggung jawab saya," seperti tertulis dalam surat pengunduran dirinya.
Stasiun radio milik pemerintah mengatakan Olmert berupaya sekuat tenaga untuk mencegah pengunduran diri sampai keluarnya hasil penyelidikan pemerintah.
Korban warga sipil
Israel menyerang markas Hizbullah di Libanon setelah kelompok pejuang itu menculik 2 tentara Israel dalam serangan lintas batas Juli 2006.
Namun operasi militer Israel tetap gagal membebaskan kedua tentara maupun menghancurkan Hizbullah sebelum dicapainya gencatan senjata.
Di sisi lain banyak warga sipil Libanon yang tewas dalam konflik itu sementara infrastruktur di Libanon juga banyak yang hancur.
Atas kekalahan itu, Angkatan Bersenjata Israel menderita korban jiwa 116 personil dan sebanyak 43 warga sipil Israel tewas akibat serangan roket-roket Hizbullah.
Letjen Halutz sebelumnya menjabat Kepala Staf Angkatan Udara dan ditunjuk menjadi Panglima AB Bulan Juni 2005.
Beberapa perwira tinggi militer Israel sudah lebih dulu mengundurkan diri karena kekalahannya dalam menangani perang dengan Hizbullah. [bbc]