Hidayatullah.com–Pejabat departemen pendidikan menyatakan sekurang-kurangnya 240 sekolah di propinsi Pattani ditutup hari Kamis ini karena para guru cemas atas keselamatan mereka.
Sekolah-sekolah di propinsi Narathiwat dan di propinsi Yala di Thailand selatan yang juga berpenduduk mayoritas warga muslim, tetap buka, meskipun para pejabat menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan akan juga menutup sekolah sekolah di sana.
Para guru sering menjadi sasaran serangan oleh orang tak dikenal, yang telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak bulan Januari lalu, di Thailand selatan yang mayoritas penduduknya beragama Islam
Hingga kini, sekitar 60 persen dari 400 sekolah di wilayah Pattani sudah ditutup sampai waktu yang tidak jelas, kata Pairat Vihakarat, presiden asosiasi guru wilayah selatan Thailand yang berdekatan dengan Malaysia.
“Guru-guru ragu terhadap keselamatan mereka dan setuju kemarin untuk berhenti mengajar untuk sementara waktu,” kata Pairat.
Beberapa saat yang lalu dua guru ditembak mati oleh seseorang tak dikenal dalam perjalanan pulang ke di wilayah tersebut. Akibat peristiwa ini, guru-guru sekolah negeri di wilayah tersebut minta dibekali jaket anti peluru serta meminta perlindungan polisi dan tentera.
Awal tahun ini, provinsi selatan Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu diwarnai dengan berbagai tindakan kekerasan serta bentrokan antara pasukan keamanan dan warga setempat. Insiden bentrokan terparah terjadi bulan lalu di wilayah Thak Bay, Provinsi Naratiwath, saat polisi menembak mati enam warga muslim, sementara 78 orang lainnya tewas akibat kehilangan nafas saat dibawa ke tempat penahanan.
Belum sempat reda, pemerintah Thailand tiba-tiba melontarkan pernyataan kontroversi bahwa para pemimpin pemberontak muslim Thailand memang mendapatkan pelatihan di Kelantan, Malaysia dan Indonesia..
Ketidakstabilan di Thailand mungkin akan terus berlanjut selama negara itu tetap melakukan diskriminasi terhadap minoritas. (afp/voa/cha)