Hidayatullah.com—Rekaman video yang menunjukkan anak-anak kecil diperlakukan sangat buruk di sebuah tempat penitipan anak di Shanghai menyulut kemarahan di China setelah beredar luas di internet.
Video pertama, yang sudah dilihat puluhan juta kali, menunjukkan seorang wanita menarik dengan kasar dan membanting tas ransel yang dibawa seorang anak perempuan kecil. Wanita itu lantas mendorong keras kepala si bocah menuju mejanya sehingga kepalanya terbentur dan tubuhnya limbung dan terjatuh ke lantai.
Rekaman itu dirilis oleh polisi, setelah orangtua anak itu mendapati luka pada putri mereka dan menuntut agar kamera pengawas diperiksa untuk mengetahui apakah kejadiannya terekam.
Sejak itu, dua rekaman video lainnya muncul. Satu berupa rekaman kamera pengawas yang menunjukkan seorang pengasuh wanita sedang menyuapi seorang bocah laki-laki dengan paksa dan membuatnya menangis. Selanjutnya pengasuh yang sama menghampiri seorang anak perempuan dan memukul bagian kepalanya. Tidak sampai di situ, si bocah yang sedang duduk tersebut lantas ditarik tangannya dengan keras agar berdiri. Bocah malang itu tentu saja menangis. Namun, tangisannya tidak menghentikan perbuatan kasar si pengasuh.
Video selanjtunya menampakkan dialog seorang bocah perempuan dengan ibunya yang memegang ponsel menunjukkan gambar sesuatu. Dari dialog diketahui pengasuh anak itu mencekoki makanan yang ditunjukkan kepadanya, yang diduga wasabi. “Rasanya sangat tidak enak,” ujar bocah itu dan menyebutkan nama guru yang memaksanya makan barang yang ditunjukkan.
Anak-anak yang tampak dalam video berusia antara 18 bulan dan 2 tahun, laki-laki dan perempuan.
Diketahui sekitar 25 anak mengikuti kelas di tempat penitipan tersebut, yang didirikan pada bulan Februari tahun ini dan digunakan oleh karyawan perusahaan travel online Ctrip, lapor BBC Jumat (10/11/2017).
https://www.youtube.com/watch?v=Pym0fl-cAWI
Seorang ibu mengatakan bahwa putrinya, yang berusia 18 bulan, terus menangis setelah dititipkan di tempat tersebut.
“Putri saya pipis enam kali dalam satu jam dan gurunya memukuli dia dengan selimut. Dia tidak mengganti popok putri saya pada waktunya dan ketika dia mengganti popoknya, salah satu kaki anak itu ditarik sementara dia dalam posisi berdiri di pojok ruangan, bukannya diposisikan tidur,” papar ibu itu kepada Shanghai Daily.
Salah satu orangtua bermarga Wang mengatakan bahwa setelah mereka melaporkan kasus kekerasan tersebut kepada Ctrip, pihak perusahaan lalu mengambil salah satu rekaman kamera pengawas secara acak dan terkejut melihat hasilnya.
Tiga orang pengasuh dan seorang tukang bersih-bersih kemudian ditahan dan tempat penitipan anak itu ditutup sementara, sambil menanti hasil penyelidikan oleh pihak berwenang.
Puluhan ribu pengguna media sosial menyuarakan kemarahannya lewat Sina Weibo.
“Seringkali kasus-kasus kekerasan pada anak muncul ke permukaan. Apakah pemerintah akan memperbaiki pendidikan dan penilaiannya terhadap guru-guru taman indria?” tulis salah satu pengguna medso China, yang diacungi jempol lebih dari 9.000 kali.
Beberapa tahun belakangan kisah-kisah serupa banyak bermunculan di China.
Pada bulan Januari, publik dikejutkan dengan tindakan seorang guru taman kanak-kanak yang memukuli seorang bocah tuna rungu. Rekaman video menunjukkan guru wanita itu memukul bagian telinga si bocah, menguncang-guncangkan badannya, sebelum kemudian mendorongnya hingga terjerembab.*