Hidayatullah.com—Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski membantah tuduhan menerima donasi kampanye yang merupakan suap dari perusahaan konstruksi besar Odebrecht.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi nasional, Kuczynski juga membantah klaim yang mengatakan bahwa dirinya pernah disewa sebagai seorang konsultan satu dekade silam, lapor BBC Kamis (16/11/2017).
Tuduhan-tuduhan itu dibuat oleh bekas presiden perusahaan konstruksi asal Brazil tersebut, Marcelo Odebrecht.
Perusahaan tersebut terjerat kasus-kasus korupsi di beberapa negara Amerika Latin.
Marcelo Odebrecht, yang sedang menjalani hukuman 19 tahun penjara di Brazil, sudah menyatakan setuju untuk bekerja sama dengan tim investigasi korupsi internasional dengan imbalan masa hukumannya dikurangi.
Menurut Odebrecht, Presiden Kuczynski pernah disewanya sebagai seorang konsultan di Peru sepuluh tahun silam, setelah turun dari jabatan menteri keuangan.
Odebrecht juga mengatakan kepada jaksa penuntut bahwa perusahaan konstruksinya telah membayar $29 juta berupa uang suap kepada pejabat-pejabat Peru selama bertahun-tahun.
Kuczynski, 79, mengatakan tuduhan-tuduhan tersebut palsu.
“Saya tidak mendapat dukungan apapun dari perusahaan itu untuk dua kampanye pemilu saya,” ujarnya.
“Sangat penting kita semua memerangi korupsi, dan saya berkomitmen untuk melaksanakannya,” kata Kuczynski.
Peru adalah satu dari banyak negara yang terseret dalam pusaran korupsi yang melibatkan Odebrecht.
Perusahaan raksasa itu sudah mengaku membayar uang-uang suap agar mendapatkan kontrak bernilai besar di berbagai negara Amerika Latin dan Afrika.
Dua bekas presiden Peru, Ollanta Humala dan Alejandro Toledo, juga sedang diperiksa terkait kasus korupsi. Humala dan istrinya Nadine Heredia sudah ditempatkan dalam tahanan menunggu persidangan selama 18 bulan. Toledo lebih dulu melarikan diri ke Amerika Serikat. Seperti halnya Humala, dia membantah semua tuduhan.
Hari Selasa (14/11/2017), seorang hakim di Ekuador memerintahkan agar Wakil Presiden Jorge Glas duduk di kursi terdakwa dalam kasus korupsi.
Kejaksaan menuding Glas, yang ditangkap pada 2 Oktober lalu, menerima $13,5 juta dalam bentuk suap dari Odebrecht. Tentunya Glas membantah tuduhan tersebut.
Di Brazil, Presiden Michel Temer dan sepertiga anggota kabinetnya menghadapi tuduhan korupsi juga. Seperti lainnya, Temer pun mengelak dari tuduhan.*