Hidayatullah.com—Pejabat-pejabat Chili menuding Bank Dunia memperlakukan negaranya dengan tidak adil selama bertahun-tahun.
Menteri Luar Negeri Hraldo Munoz lewat Twitter berkata, “berita palsu menjadi statistik palsu.”
Hal itu dikatakan Munoz menanggapi wawancara yang diberikan oleh kepala ekonom Bank Dunia, Paul Romer, yang mengatakan bahwa indikator-indikator Chili kemungkinan telah dimanipulasi untuk alasan politis guna menunjukkan kondisi bisnis Chili menurun. Bank Dunia memerintahkan agar masalah itu diselidiki.
Pada tahun 2014, ketika politisi sosialis Michele Bachelet baru menjabat sebagai presiden, Chili dalam peringkat tahunan “Doing Business” yang disusun Bank Dunia berada di posisi ke-34 dari 190 negara. Namun, menjelang akhir masa jabatannya melorot jauh ke posisi 55, lapor BBC (14/1/2018).
“Apa yang terjadi dengan peringkat daya saing Bank Dunia sangat mengkhawatirkan,” kata Bachelet, yang masa jabatannya akan habis pada akhir Maret 2018.
“Pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional seharusnya terpercaya, karena berdampak pada investasi dan pembangunan sebuah negara,” kata politisi wanita itu, seraya menuntut dilakukannya investigasi.
Pemilu presiden Chili bulan kemarin dimenangkan oleh taipan bisnis Sebastian Pinera. Miliarder itu mengalahkan Alejandro Guillier, capres yang didukung Bachelet. Dalam kampanyenya, Pinera menjanjikan peningkatan investasi dan pembangunan bagi Chili. Dia merujuk pada statistik yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, yang menunjukkan kondisi perekonomian Chili menurun.
Dalam wawancara dengan koran Chili, El Mercurio, ekonom Bank Dunia Augusto Lopez –yang bertanggung jawab soal pemeringkatan kondisi ekonomi– mengatakan bahwa perubahan metodologi pemeringkatan yang dipakai Bank Dunia dilakukan secara transparan dan terbuka, tidak ada bias politik apapun.*