Hidayatullah.com–Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan akan memberikan hadiah berupa uang sebesar USD 500 kepada petugas keamanan yang membunuh pemberontak komunis, demikian dilaporkan pada Kamis dikutip Anadolu Agency.
Duterte mengatakan, hadiah uang yang diberikan kepada petugas keamanan untuk setiap pemberontak komunis yang dibunuh tersebut bertujuan untuk memangkas pengeluaran pertahanan.
“Membunuh pemberontak komunis lebih mudah daripada membunuh burung karena pemberontak memiliki kepala yang lebih besar daripada burung,” kata Duterte.
Pernyataan tersebut memantik perdebatan baru. Human Rights Watch (HRW) mengecam pernyataan Presiden Duterte.
Menurut HRW, penerapan hadiah seperti itu dapat menyebabkan pasukan keamanan melakukan kejahatan perang.
Sebelumnya, Mahkamah Pidana Internasional telah memulai penyelidikan awal terhadap Duterte karena pembunuhan ribuan orang dalam lingkup pemberantasan narkoba yang diterapkan Duterte setelah menjabat dua tahun lalu.
Baca: Presiden Duterte Ingin Perbaiki Hubungan dengan Gereja Katolik Filipina
HRW juga merilis laporan ucapan bernada pelecehan seksual yang dilakukan Rodrigo Duterte.
Duterte dikabarkan menganjurkan menembak kemaluan pemberontak komunis wanita dalam bahasa Visayan, yang lazim dipakai di kawasan selatan dan tengah Filipina.
Saat itu, Duterte berkata militer tidak perlu untuk menembak mati pemberontak komunis wanita.
“Tembak saja kemaluannya. Jika sudah ditembak, maka dia tidak berguna lagi bagi kalian,’ ujar Duterte dalam percakapan yang diyakini terjadi pada 7 Februari.*