Hidayatullah.com— Seorang komandan pemberontak al-Houthi tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan Taman di provinsi selatan Ad Dali pada hari Ahad (19/7/2020). Milter Yaman mengatakan Ali Mohamed Ali al-Zarqi tewas bersama dengan sejumlah pemberontak Houthi lain di kota Qa’taba di provinsi itu.
Pasukan Yaman mengatukan telah melakukan serangan mendadak terhadap para pemberontak Syiah tersebut. Serangan telah meninggalkan sejumlah dari mereka tewas dan terluka.
Tentara Yaman menguasai sebagian besar provinsi, sementara sejumlah kantong masih dipegang oleh pemberontak yang didudukung Iran ini. Tidak ada komentar dari pemberontak Houthi tentang klaim tersebut.
Salahkan PBB
Sementara itu, dalam kesempatan lain, kelompok pemberontak Syiah Houthi Yaman pada Sabtu menuduh utusan PBB Martin Griffiths memperpanjang konflik di Yaman, lapor Anadolu Agency.
“Dari pidatonya baru-baru ini, menjadi jelas bahwa utusan PBB untuk Yaman Martin Griffitsh telah melepaskan diri dari netralitas dan keadilan yang dibutuhkan misinya. Griffiths menjadi terlibat dengan kekuatan agresi terhadap Yaman, mengadopsi posisi mereka sepenuhnya,” juru bicara pemberontak Mohamed Abdel Salam mentweet, merujuk pada koalisi yang dipimpin Saudi.
Tidak ada komentar dari utusan PBB tentang tuduhan pemberontak. Sebelumnya, Griffiths menekankan bahwa ia dan kantornya bekerja giat dan tidak memihak untuk mencapai solusi politik yang damai untuk mengakhiri krisis di Yaman.
Pada Desember, perwakilan pemerintah Yaman dan para pemimpin pemberontak Houthi menggelar perundingan yang diperantarai PBB di Stockholm. Pertemuan menghasilkan kesepakatan genjatan senjata di kota pelabuhan Hudaydah, tepi Laut Merah.
Hubungan antara pemberontak al- Houthi dan utusan PBB menegang karena mereka menolak menemuinya di ibu kota Oman, Muscat, pada awal bulan ini setelah dia melakukan serangkaian pertemuan di Riyadh, yang mencakup para petinggi Yaman dan dari kerajaan Saudi.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak tahun 2014, ketika pemberontak Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Sanaa. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer dipimpin Arab Saudi melancarkan operasi militer udara yang menghancurkan dengan tujuan mendorong kemajuan yang diperoleh Houthi. Puluhan ribu warga Yaman sejak itu diyakini telah terbunuh dalam konflik, sementara 14 juta lainnya beresiko kelaparan, menurut PBB.