Hidayatullah.com—Polisi Ceko menahan seorang tokoh terkemuka Kurdi Suriah yang terdaftar dalam red notice Interpol atas permintaan Turki, kata pejabat Ankara dan pejabat Kurdi Suriah hari Ahad (25/2/2018).
Salih Muslim sedang berada di Praha hari Sabtu (24/2/2018) untuk menghadiri sebuah konferensi, lapor DW.
Setelah seorang peserta konferensi dari Turki mengambil fotonya, polisi Ceko bergerak menangkap Muslim, menyusul permintaan dari pemerintah Turki.
Salih Muslim adalah mantan ketua Partai Uni Demokrat (PYD), sebuah partai politik Kurdi yang dominan di Suriah. PYD merupakan sayap politik dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG), organisasi Kurdi Suriah yang dicap teroris oleh pemerintah Ankara karena dituding memiliki kaitan dengan organisasi orang-orang Kurdi di Turki, Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang selama 3 dekade menentang pemerintah Turki. YPG merupakan pasukan utama dalam koalisi Syrian Democratic Forces (SDF) dukungan Amerika Serikat dalam memerangi kelompok ISIS alias Daesh.
Kepolisian Ceko mengkonfirmasi penangkapan Salih Muslim, lapor DW.
Jubir pemerintah Ankara, Bekir Bozdag, menyatakan bahwa Kementerian Kehakiman Turki telah melayangkan permintaan ekstradisi Salih Muslim kepada pihak berwenang Ceko. Permintaan itu harus disetujui terlebih dahulu oleh pengadilan dan Kementerian Kehakiman Ceko. Bozdag juga mengatakan bahwa Muslim akan dihadirkan di pengadilan hari Senin (26/2/2018).
Sejak tidak lagi menjabat ketua PYD, Muslim menjadi perwakilan luar negeri untuk TEV-DEM, koalisi politik yang menguasai pemerintahan di daerah otonom Kurdi Suriah yang dibentuk semasa perang sipil di Suriah.
Apabila Muslim diekstradisi ke Turki, maka dia menjadi salah satu tokoh terpenting Kurdi yang ditahan sejak penangkapan pendiri PKK Abdullah Ocalan pada tahun 1999.
Muslim menjadi target aparatur keamanan Turki dalam kaitannya dengan peristiwa ledakan di Ankara Februari 2016 yang menewaskan 30 orang. Muslim membantah dirinya terlibat dalam serangan itu, yang diklaim oleh sebuah kelompok garis keras pecahan PKK.
Awal Februari ini, pemerintah Turki menaikkan status Muslim ke peringkat teratas daftar pencarian orang (DPO). Ankara menawarkan hadiah $1 juta untuk penangkapan Salih Muslim. Tokoh Kurdi itu terancam penjara 30 tahun jika divonis bersalah.
PYD dalam pernyataannya menyebut penahanan Salih Muslim sebagai tindakan “ilegal dan imoral” yang dilakukan otoritas Ceko.
PYD juga menuding Turki menggunakan “taktik kotor dalam memburu tokoh-tokoh yang berperan penting dalam memerangi terorisme,” merujuk peran Muslim dalam memobilisasi orang Kurdi untuk angkat senjata melawan kelompok ISIS alias Daesh.
Salih Muslim, seorang warga negara Suriah, fasih berbahasa Turki dan pernah menempuh pendidikan di jurusan teknik kimia di Istanbul Technical University.
Sampai tahun 2015, pejabat-pejabat Turki masih melakukan kontak rutin dengan Muslim, sebab Ankara berusaha melakukan perundingan perdamaian dengan kelompok PKK –yang belakangan akhirnya buyar.
Muslim bepergian secara rutin keliling Eropa, di mana dia tinggal selama beberapa tahun terakhir. Kabarnya Muslim berada di Ceko guna menghadiri konferensi perihal Timur Tengah. Salah satu agenda penting dalam konferensi itu adalah pembahasan situasi di Afrin, wilayah Kurdi di Suriah di mana pasukan pemerintah Ankara melancarkan serangan sejak bulan lalu dengan alasan memburu pemberontak Kurdi yang membahayakan keamanan negara Turki.
Suku Kurdi, yang secara historis mendiami daerah Kurdistan –yang berada di daerah yang beririsan dengan Turki, Iraq, Suriah dan Iran– menjadi minoritas di keempat negara tersebut. Mereka selama bertahun-tahun merasa dimarjinalkan sementara pemerintah pusat dari negara yang menguasai wilayah Kurdi memeras hasil alam di daerahnya. Oleh karena itu orang Kurdi di Iraq, Turki, Suriah dan juga Iran, banyak yang menuntut hak otonom bagi wilayah mereka. Wilayah Kurdi di Iraq kaya dengan sumber minyak, demikian juga wilayah Kurdi di Suriah. Puluhan tahun pemerintah Iran juga memeras kekayaan alam Kurdi di wilayahnya. Sementara di Turki, wilayah pegunungan di bagian timur yang dikenal dengan wilayah Kurdistan kaya akan emas dan logam berharga lainnya. Gunung-gunung emas di sana sebagian sedang dieksploitasi oleh pemerintah Turki bekerja sama dengan perusahaan tambang asal Kanada. Tidak heran jika Turki, Suriah, Iraq dan Iran tidak ingin orang-orang Kurdi memerdekakan wilayahnya.
Orang Kurdi banyak yang memeluk Islam (Sunni), dan sebagian lain memeluk Syiah dan Kristen, serta kepercayaan lain. Kelompok evangelis Kristen memasukkan suku Kurdi dalam daftar target kristenisasinya, karena etnis ini dianggap sebagai salah satu suku besar di dunia yang belum digarap maksimal oleh misionaris mereka.*