Hidayatullah.com–Pemerintah Rwanda menghentikan seluruh aktivitas gereja yang ada di sekitar Kigali, Rwanda, Afrika Timur, karena dianggap tidak memenuhi standar pendirian. Ada sekitar 714 gereja telah ditutup pemerintah.
Seperti dikutip dari newtimes, tindakan ini terpaksa diambil oleh para pemimpin yang ada di wilayah ini yang bermitra dengan Dewan Pemerintahan Rwanda.
Menurut Justus Kangwagye selaku ketua sebuah partai politik dan Departemen Masyarakat Sipil di Dewan tata Pemerintahan Rwanda, tempat ibadah wajib untuk memenuhi persyaratan dasar yang meliputi keselamatan, kebersihan, infrastruktur dan legalitas.
“Peribadatan harus dilakukan terorganisir dan memenuhi standar minimum. Kebebasan beribadah Anda jangan sampai melanggar hak orang lain. Mereka diminta menghentikan operasinya sampai mereka memenuhi persyaratan, “kata Justus Kangwagye.
Baca: Robert Mugabe Enggan Mundur Meski Ditekan Oposisi dan Gereja .
Kangwagye menegaskan bahwa gereja-gereja tersebut akan terus ditutup sampai mereka bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Ia bahkan menyebut bahwa kemungkinan akan ada beberapa yang tidak bisa melanjutkan untuk beroperasi dalam waktu dekat.
Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa gereja yang tidak memiliki standar keamanan, dimana ini juga sangat berbahaya bagi orang-orang saat menggunakannya untuk ibadah. Selain itu, ada beberapa gereja yang sengaja menyetel suara kencang-kencang untuk menarik anggota jemaat. Tentu saja hal ini bisa dikatakan sebagai polusi suara.
Baca: Kurangi Suara Bising, Kota Lagos Nigeria Tutup Gereja dan Masjid
Tindakan penutupan gereja di Kigali ini diperkirakan akan memengaruhi gereja-gereja di luar ibukota dalam beberapa bulan yang akan datang. Perwakilan gereja mengatakan kalau pihak berwenang terlalu ketat membuat aturan.
Untuk memulai sebuah gereja di Rwanda, diperlukan sertifikat yang keluar dari pemerintah yang berlaku selama satu tahun.
Rwanda juga tengah mempersiapkan undang-undang baru mengenai organisasi yang berbasis agama, yang kemungkinan akan menghambat pertumbuhan gereja-gereja yang akan dibangun.*