Hidayatullah.com–Sri Lanka akan membuka kembali akses internet dan jaringan media sosial di negara ini minggu ini, setelah pemerintah memutuskan memblokirnya untuk membatasi penyebaran sentimen SARA dan konflik komunal.
Menteri Telekomunikasi Sri Lanka Harin Fernando kepada wartawan mengatakan, pejabat perusahaan raksasa, Facebook diperkirakan akan berkunjung ke Sri Lanka besok, dan pemerintah kemungkinan akan menarik pelarangan akses Facebook dan Whatsapp di negara tersebut.
“Begitu kami berbicara dengan seorang pejabat dari Facebook pada hari Kamis, larangan tersebut dapat dicabut pada hari Jumat,” katanya.
Pihak Facebook mengaku telah menghubungi badan pemerintah dan non-pemerintah untuk mendukung upaya mengidentifikasi dan menghapus konten semacam itu.
“Kami prihatin dengan cara akses internet dibatasi dan merampas koneksi dan ekspresi penting, dan kami berharap akses akan segera pulih,” katanya dikutip Reuters.
Sementara itu, pemerintah dalam sebuah pernyataan terpisah juga menegaskan bahwa pihaknya telah mencabut larangan akses Viber, malam kemarin.
Fernando mengatakan bahwa pemerintah dan pihak berwenang akan selalu memantau jaringan media sosial negara tersebut dari pengaruh ujaran kebencian dan kekerasan yang dapat merusak keserasian etnis dan agama.
Pekan lalu, pemerintah Sri Lanka mengumumkan keadaan darurat 10 hari dan jam malam di Kota Kandy, menyusul meningkatnya ketegangan antara ekstremis Buddha dan minoritas Islam.
Baca: PBB Mengutuk Kekerasan yang Masih Berlanjut pada Umat Islam Sri Lanka
Sedikitnya dua orang tewas dalam bentrokan pada awal bulan ini antara eksremis Buddha dan minoritas Muslim. Umat Buddha Sinhala menyerang masjid dan properti milik Muslim di Distrik Kandy.
Hari Rabu (07/03/2018), Pemerintah Sri Lanka telah menutup akses Facebook, Viber, dan WhatsApp. Meski awalnya disebutkan larangan itu hanya diberlakukan selama 3 hari, tapi pengguna mengatakan layanan tersebut masih diblokir hingga saat ini.
Beberapa kekerasan dihasut oleh posting di Facebook, Viber dan WhatsApp.*