Hidayatullah.com–Presiden Myanmar Htin Kyaw mengundurkan diri, demikian diumumkan kantornya.
Tidak ada alasan yang dikemukakan, tetapi beberapa bulan terakhir muncul kekhawatiran akan kesehatan pria berusia 71 tahun itu, setelah dia terlihat lesu saat melaksanakan tugas-tugas kenegaraan.
Htin Kyaw disumpah sebagai presiden pada 2016 setelah pemilu bersejarah, menandai akhir rezim militer puluhan yang berlangsung puluhan tahun. Namun, jabatannya itu pada hakikatnya sekedar seremonial, sementara pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi adalah presiden de facto.
Pernyataan yang ditulis di laman Facebook kepresidenan menyebutkan bahwa Htin Kyaw “ingin beristirahat,” lapor BBC Rabu (30/3/2018).
Wakil presiden Myint Swe, seorang pensiunan jenderal, akan bertindak sebagai presiden sementara, sampai presiden baru terpilih dalam waktu 7 hari, imbuh pernyataan itu.
Htin Kyaw adalah teman masa kanak-kanak Suu Kyi, penasihatnya selama bertahun-tahun, dan pernah menjadi sopirnya. Dia dikenal pendiam, dapat diandalkan dan sangat dipercaya Suu Kyi.
Suu Kyi, putri dari jenderal Aung San, selama junta militer dilarang menjadi pejabat tinggi negara. Sebuah pasal dalam konstitusi Myanmar menyatakan orang yang memiliki anak dari pasangan berkewarganegaraan asing tidak dapat menjadi presiden. Pasal ini dipandang sengaja dibuat untuk menjegal Suu Kyi.
Suu Kyi miliki dua anak dari mendiang suaminya yang orang Inggris.*