Hidayatullah.com—Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendepak dua anggota parlemen dari partainya, setelah mereka menudingnya ikut campur dalam kasus pidana yang melibatkan sebuah perusahaan besar berpengaruh Kanada.
Jody Wilson-Raybould dan Jane Philpott sebelumnya sudah mengundurkan diri dari kabinet PM Trudeau dengan alasan prihatin terhadap skandal yang melibatkan SNC-Lavalin.
Sekarang mereka dikeluarkan dari partainya Trudeau, Partai Liberal, beberapa bulan menjelang pemilihan umum.
“Kepercayaan yang sebelumnya ada antara kedua wanita itu dengan tim kami sudah luntur,” kata Trudeau kepada media setelah memberitahukan pemecatan tersebut kepada faksinya di parlemen seperti dilansir BBC Rabu (3/4/2019).
“Apabila mereka tidak dapat mengatakan dengan jujur bahwa mereka menaruh kepercayaan terhadap tim ini… maka mereka tidak dapat menjadi bagian dari tim ini,” imbuhnya.
Kedua wanita itu mengatakan masih ingin mencalonkan diri bersama Partai Liberal dalam pemilu mendatang, tetapi mereka kecewa sebab sekarang tidak lagi menjadi bagian dari partai tersebut.
Philpott mengatakan dia akan tetap sebagai anggota parlemen independen sampai masa jabatannya habis.
Dia juga mengulangi keyakinannya bahwa pemerintah memberikan tekanan yang tidak patut terhadap Wilson-Raybould, dan mengkritik pemerintah karena menyerang kredibilitas Wilson-Raybould.
“Ini bukan soal tidak adanya loyalitas,” tulis Phipott, mantan menteri kesehatan dan pelayanan orang pribumi, dalam pernyataannya hari Selasa malam. “Sebaliknya, saya mengimbau pemerintah mengakui apa yang terjadi guna melangkah maju. Ini merupakan ungkapan loyalitas, bukan disloyalitas,” imbuhnya.
Wilson-Raybould, mantan jaksa agung sekaligus menteri kehakiman, hari Selasa mengatakan lewat Twitter bahwa dirinya tidak menyesal dengan apa yang telah dilakukannya.
Trudeau mengatakan keputusan pemecatan diambil setelah terungkap bahwa Wilson-Raybould secara diam-diam merekam pembicaraannya dengan mantan birokrat papan atas Kanada yang dirilisnya hari Jumat pekan lalu.
Wanita bekas jaksa agung itu mengatakan bahwa rekaman tersebut mendukung klaimnya bahwa pejabat pemerintah secara tidak patut menekannya untuk melindungi SNC-Lavalin dari gugatan hukum.
SNC-Lavalin yang berbasis di Quebec merupakan salah satu perusahaan engineering dan kontruksi terbesar di dunia. Perusahaan itu dan dua anak perusahaannya menghadapi dakwaan penipuan dan korupsi dalam kaitannya dengan kasus suap C$48 juta yang diduga disodorkan mereka kepada para pejabat Libya antara tahun 2001 dan 2011 agar mereka mendapatkan kontrak kerja semasa rezim Muammar Qadhafi berkuasa.
Perusahaan itu melobi secara terbuka agar terhindar dari gugatan hukum dan sebagai gantinya bersedia menerima penalti alternatif seperti denda misalnya.
Wilson-Raybould mengatakan bahwa pejbat-pejabat Kanada di lingkaran dalam PM Trudeau menekan dirinya agar menyetujui kesepakatan yang ditawarkan SNC-Lavalin. Ketika Wilson-Raybould menolaknya, dia justru digusur dari jabatannya sebagai menteri kehakiman.*