Hidayatullah.com—Seorang mantan detektif Australia Denis Ryan pada tahun 1972 dipaksa keluar dari dinas kepolisian karena berusaha menyeret seorang pendeta pedofil ke meja hijau.
Sekarang, hampir 50 tahun setelah dia dipaksa atasannya untuk membatalkan kasus itu dan tidak diberi pensiun, Ryan akan menerima kompensasi.
DilansirBBC Senin (8/5/2018), baru-baru ini diumumkan bahwa pria berusia 86 tahun itu akan dianugerahi sejumlah uang, yang tidak disebutkan jumlahnya, dari pemerintah negara bagian Victoria.
“Ketika saya mendengar kabar itu, saya nyaris melompat kegirangan,” kata Ryan.
Sebagai seorang detektif di tahun 1970-an, Ryan berusaha menjerat Monsinyur John Day dengan pasal penyerangan seksual di daerah Mildura.
Namun, upayanya dijegal petinggi-petinggi kepolisian di atasnya dan memerintahkan dia agar mengugurkan kasus itu. Ryan menyalahkan keputusan tersebut pada “persekutuan” para atasannya dengan gereja.
Pada tahun 2015, dia bersaksi di depan sebuah komisi parlemen yang menyelidiki kasus-kasus kejahatan seksual terhadap anak di Australia. Dalam pemeriksaan itu, seorang mantan kepala Kepolisian Victoria bernama Mick Miller membeberkan bukti-bukti yang menguntungkan Ryan.
Miller mengatakan bahwa telah terjadi perilaku tidak wajar di kalangan anggota-anggota senior di Kepolisian Victoria ketika itu, termasuk berupa mangkir dari tugas, konspirasi untuk menghalangi proses penegakan hukum, serta memaksa anggota polisi lain untuk ikut dalam konspirasi menentang Denis Ryan guna menutup-nutupi kejahatan seksual yang dilakukan oleh Monsinyur John Day, lapor BBC mengutip Fairfax Media.
Pemeriksaan kemudian mendapati bahwa Ryan diperintahkan dipindah dari Mildura ke kantor kepolisian lain karena penyelidikannya terhadap rohaniwan Katolik itu.
Namun ketika itu, Ryan tidak bisa dipindah karena alasan keluarga, sehingga dia terpaksa mengundurkan diri dan mengakibatkan dia tidak mendapatkan pensiun.
Ryan menjelaskan bahwa akibat hal tersebut dia mengalami trauma dan pernikahannya pun bubar.
“Saya merasa tercabik-cabik, sebab saya selalu ingin menjadi seorang polisi,” katanya kepada BBC. “Namun saya justru dibenturkan ke dinding di bagian kepala,” imbuhnya, menggambarkan situasi yang dialaminya.
Pendeta pedofil John Day tidak dikenai tuntutan oleh kepolisian Australia sampai kematiannya di tahun 1978.
Kepolisian Victoria pada tahun 2016 menyampaikan permintaan maaf kepada Ryan. Bulan depan, pemerintah negara bagian akan memberikan menyerahkan kompensasi, yang tidak diungkapkan jumlahnya.
Bulan lalu, kepala pemerintahan setempat Daniel Andrews menyebut Ryan sebagai seorang “pahlawan Victoria sejati”
“Saya bahagia, sangat lega, dan saya pikir menunggu 45 tahun sudah cukup,” kata Ryan kemarin.
“Namun, saya akan menyerahkan seluruhnya kembali jika orang-orang yang sekarang sudah dewasa, yaitu anak-anak yang dicabuli oleh para pendeta, itu tidak tidak mengalami apa yang mereka sudah alami,” imbuhnya.
“Kasus itu menghantui saya seumur hidup. Kasus itu menjadi beban bagi saya dan saya tidak akan pernah bisa melupakannya,” kata Ryan, seraya menambahkan bahwa dia hingga saat ini terkadang masih mengalami mimpi buruk akibat hal tersebut.
Bulan januari lalu, Ryan dinobatkan sebagai Member of the Order of Australia, menyusul nominasi oleh kelompok-kelompok pendukung korban kekerasan terhadap anak.*