Hidayatullah.com—Rencana untuk memberikan bulan ketiga cuti kelahiran anak bagi ayah di Swedia akan diberlakukan mulai 2016, demikian diungkapkan pemerintah Swedia, dalam rangka meningkatkan kesetaraan gender.
Swedia sebelumnya sudah memberikan cuti kelahiran anak bagi orangtua selama 16 bulan yang bisa dibagi antara ibu dan ayah, yang mana si ayah mendapatkan jatah khusus dua bulan.
Cuti bulan ketiga “adalah sesuatu yang kami sangat tunggu-tunggu. Kami tahu ini adalah isu kunci guna mencapai kesetaraan gender yang lebih luas,” kata Menteri Keamanan Sosial Annika Strandhall kepada Radio Swedia seperti dikutip The Local (29/5/2015).
Negara itu sudah memberikan cuti kelahiran anak khusus bagi ayah selama satu bulan pada tahun 1995, yang bisa hilang jika tidak diambil. Kemudian pada tahun 2002 cuti ditambah satu bulan lagi, menjadi total 2 bulan.
Berdasarkan ketentuan yang baru, baik ibu dan ayah masing-masing bisa mendapatkan cuti 3 bulan, yang akan hilang jika tidak diambil. Sisanya 10 bulan bisa diatur menurut kemauan mereka.
Cuti kelahiran yang tersisa dalam beberapa tahun terakhir ini dikenal sebagai “bulan ayah”, karena diupayakan agar ayah yang lebih banyak mengambil jatah itu.
Orangtua di Swedia berhak mendapatkan 80 persen gaji ketika mereka mengambil cuti kelahiran anaknya, dengan batas atas sekitar 4.000 atau $4.360 perbulan.
Meskipun Swedia menggalakkan kesetaraan gender, tetapi gaji laki-laki di negara itu secara umum lebih tinggi dibanding perempuan. Sehingga jika laki-laki lebih banyak di rumah kondisi perekonomian keluarga akan lebih terpukul dibanding jika yang cuti adalah perempuan.
Dengan menggunakan ketentuan “ambil atau hilang” artinya ibu tidak bisa mengambil jatah cuti si ayah, dengan demikian kebijakan itu mendorong agar ayah tinggal di rumah dan menikmati cutinya.
Pada masa sekarang ini di Swedia, perempuan yang mengambil cuti melahirkan mencapai 75 persen, bandingkan dengan 99,5 persen pada tahun 1974 ketika baru pertama kali diberlakukan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Orangtua di Swedia boleh mengambil cuti kelahiran kapan saja sampai anaknya berusia 8 tahun.
Berdasarkan statistik tahun 2013, sekitar 80 persen anak di Swedia memiliki pasangan orangtua yang bekerja. Tetapi hanya sekitar 40 ibu yang bekerja penuh waktu, sementara ayah yang bekerja penuh waktu mencapai 75 persen.
Anak-anak dijamin bisa dititipkan di tempat penitipan anak sampai usia 12 bulan dengan biaya yang sangat murah, sehingga para wanita bisa dengan bebas kembali bekerja setelah melahirkan.*