Hidayatullah.com—Perdana menteri Malaysia yang baru, Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa dirinya yakin bisa mendapatkan kembali sebagian besar uang negaranya yang dikorupsi.
“Kami yakin bahwa kami bisa mendapatkan kembali sebagian besar uang 1MDB,” kata Mahathir seperti dilansir BBC Kamis (10/5/2018).
Masalah korupsi di lembaga keuangan 1Malaysian Development Berhard (1MDB) berkontribusi pada terjungkalnya Najib Razak dari kursi kekuasaan. Najib dituduh mengantongi sekitar $700 juta dari lembaga keuangan yang didirikannya itu. Najib membantah semua tuduhan dan dinyatakan bersih oleh pihak berwenang Malaysia.
Sementara itu, dana 1MDB masih diperiksa oleh sejumlah negara.
Didirikan pada tahun 2009, 1MDB dimaksudkan untuk menjadikan ibukota Kuala Lumpur sebagai pusat keuangan dan melejitkan perekonomian Malaysia lewat investasi strategis.
Namun, lembaga itu mulai mendapatkan sorotan negatif setelah gagal membayar $11 miliar utangnya kepada sejumlah bank dan pemegang saham.
Laporan Wall Street Journal menyebutkan bahwa pihaknya melihat dokumen-dokumen yang menunjukkan uang hampir $700 juta mengalir ke rekening pribadi Najib Razak.
Tahun lalu, Jaksa Agung Amerika Serikat Jeff Session menggambarkan skandal itu sebagai “kleptokarsi paling parah.”
Pemerintah Amerika Serikat berusaha menyita lebih dari $1,7 miliar dalam bentuk aset yang diyakini merupakan hasil curian dana 1MDB.
Ketika ditanya hari Kamis apakah pemerintahan baru akan mengubah lembaga-lembaga yang didirikan oleh PM Najib Razak, Mahathir berkata, “Sejumlah kepala harus tumbang.”
“Kita harus meningkatkan kepercayaan investor kepada pemerintah,” ujarnya.
Mahathir juga memperbarui janjinya membebaskan dan mengampuni mantan wakil perdana menterinya, Anwar Ibrahim.
Sebagaimana diketahui Mahathir ketika berkuasa memenjarakan Anwar dengan tuduhan korupsi dan sodomi setelah murid politiknya itu menyerukan reformasi ekonomi dan politik. Dia sudah dibebaskan pada tahun 2004, tetapi dipenjarkan lagi oleh Najib pada tahun 2015. Sekarang dia akan dibebaskan bulan depan.
Mahathir, Anwar dan Najib awalnya adalah politisi yang bernaung di satu bendera United Malays National Organisation (UMNO), yang menjadi motor koalisi Barisan Nasional yang menguasai pemerintahan selama 60 tahun sejak Malaysia merdeka. Namun, seiring dengan waktu tiga tokoh terkemuka Malaysia ini menjadi kawan dan lawan bergantian, sejalan dengan misi politiknya.
Setelah pensiun 15 tahun dari panggung politik, Mahathir di usia 92 tahun sengaja turun gunung dalam pemilu tahun ini untuk menjegal Najib Razak, yang tercemar dengan kasus korupsi. Uniknya dia membentuk koalisi oposisi Pakatan Harapan bersama kumpulan politik Pakatan Rakyat yang dimotori oleh istri Anwar Ibrahim. Hasil resmi pemilu yang digelar hari Rabu kemarin menyebutkan Pakatan Harapan memperoleh 113 dari 222 kursi yang diperebutkan di parlemen nasional. Barisan Nasional hanya memperoleh 79 kursi*