Hidayatullah.com—Para pelajar di Inggris diminta melepaskan jam tangan sebelum mengikuti ujian GCSE (ijazah sekolah menengah) dan A-Level (ijazah untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi), guna memerangi aksi kecurangan.
Biasanya, pelajar diminta untuk melepaskan jam tangan mereka dan meletakkannya di meja selama ujian berlangsung. Namun, adakalanya pengawas meminta agar jam tangan tidak dibawa ke ruang ujian.
Dilansir BBC Kamis (17/5/2018), peraturan baru itu dibuat untuk mencegah kecurangan pelajar, yang berusah lulus dengan bantuan jam tangan pintar.
Sebagian universitas sudah memberlakukan peraturan semacam itu.
Ketentuan tersebut diumumkan oleh Joint Council for Qualification (JCQ) di pedoman online yang dipublikasikan bulan Juli tahun lalu, tetapi baru pertama kali diberitakan pekan ini oleh situs berita Cloucestershire Live.
Peraturan itu juga ditujukan untuk mencegah pelajar menyembunyikan materi sontekan di sela-sela jam tangan.
Saat ini beragam jam tangan terang-terangan di jual sebagai alat bantu menyontek dan mudah ditemukan di situs-situs belanja online.
Sebagian jam tangan akan menampilkan materi teks ketika dipencet tombolnya, sementara perangkat lain bekerja dengan cara mengeluarkan rekaman suara yang ditransmisikan dengan bantuan bluetooth.
Sebelum JCQ mengeluarkan peraturan baru ini, sejumlah pusat ujian sudah lebih dulu memberlakukan ketentuan serupa.
Namun, dengan dikeluarkannya keputusan JCQ ini berarti larangan itu berlaku bagi pelajar yang mengikuti ujian di wilayah England, Wales, Irlandia Utara. Sedangkan sebagian anggota JCQ yang berada di wilayah Skotlandia tidak terkena ketentuan itu, kecuali jika mereka ingin membuat sendiri peraturan serupa.
Jubir JCQ mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya sudah merilis panduan perihal larangan itu dalam bentuk video agar diketahui para pelajar.*