Hidayatullah.com–Pemerintah Afghanistan pada Rabu secara publik meminta maaf atas serangan mematikan di provinsi Kunduz pada bulan lalu yang menyebabkan puluhan Hafidz Quran (penghafal al-Quran) terbunuh.
Menyampaikan rasa belasungkawa atas hilangnya nyawa warga sipil pada para anggota keluarga korban di Arg (Istana Kepresidenan), Presiden Ashraf Ghani mengatakan tidak seperti “para konspirator”, pemerintahan sah di Afghanistan melihat dirinya bertanggung jawab dan meminta maaf atas ketidakadilan pada rakyat.
Baca: Pembantaian 100 Santri Tahfizh Qur’an di Kunduz Picu Kemarahan Massal
“Pemerintah Afghanistan, dan khususnya Kementrian Pertahanan, meminta maaf dari para keluarga korban atas insiden ini,” kata Ghani dikutip Anadolu Agency, sembari memerintahkan untuk membangun tugu peringatan bagi para martir, membangun masjid agung di tempat kejadian dan lebih memperhatikan pelaksanaan serangan udara untuk mencegah terulangnya tragedi seperti itu.
Berhari-hari setelah serangan keji pasukan Afghanistan terhadap sebuah sekolah tahfidz yang terjadi pada 2 April 2018 di distrik Dasht-e-Archi di Provinsi Kunduz, Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengumumkan minggu lalu, bahwa serangan itu merenggut setidaknya 36 nyawa dan melukai 71 lainnya.
Baca: Keluarga Korban Minta Tanggung Jawab Pembantaian 100 Santri Tahfidz di Khunduz
Perlu dicatat bahwa terdapat 81 anak-anak diantara korban, sementara “informasi kredibel” lain menunjukkan jumlah korban terbunuh yang lebih tinggi.
Taliban menyebut serangan mematikan ini sebagai salah satu alasan utama di balik diluncurkannya serangan baru mereka.
Pada Rabu, Presiden Ghani mengulang kembali seruannya pada Taliban untuk menghindari kekerasan dan ikut bergabung dalam proses perdamaian.*/Nashirul Haq AR