Hidayatullah.com—Pemerintah baru Malaysia pimpinan PM Mahathir Mohamad hari Senin (21/5/2018) membentuk tim investigasi dugaan penggelapan miliaran dolar uang negara yang dicuri dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Lembaga keuangan itu dibentuk pada tahun 2009 oleh Perdana Menteri Najib Razak dengan tujuan utama mempromosikan pembangunan ekonomi Malaysia dan menarik investor. Akan tetapi, diduga Najib dan keluarga serta kroninya menyelewengkan dana 1MDB hingga miliaran dolar melalui penipuan yang jangkauannya sampai ke Caymand Island dan New York. Dana yang dicuri dipergunakan untuk berbagai hal seperti pembelian properti, barang seni bahkan barang-barang mewah.
Mahathir memenangkan pemilu beberapa hari lalu dan menjungkalkan pemerintahan Najib dengan janji kampanye akan membentuk tim investigasi skandal 1MDB dan mengembalikan uang negara yang dicuri.
Satuan tugas khusus itu dipimpin oleh Abdul Gani Patail, mantan jaksa agung yang disingkirkan dari jabatannya pada tahun 2015 saat menyelidiki kasus 1MDB. Satgas diberi amanah untuk menemukan dan mengembalikan aset negara yang dicuri, serta menyeret para tersangka ke meja hijau, kata kantor PM.
Satgas itu terdiri dari perwakilan lembaga antikorupsi, kepolisian dan kantor kejaksaan agung, serta anggota satgas sebelumnya yang dibubarkan karena khawatir Najib akan dijerat hukum. Tim khusus tersebut juga akan menjalin kerja sama dengan penegak hukum dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, Swiss, Singapura dan Kanada, menurut pernyataan yang dirilis kantor PM Mahathir seperti dilansir DW.
Miliaran dolar yang dijarah dari lembaga keuangan itu diyakini disalurkan ke berbagai negara melalui jejaring transaksi yang rumit.
Hari Jumat (18/5/2018), media Malaysia melaporkan bahwa aparat hukum telah menyita 72 tas dan koper bermerek yang isinya uang tunai dalam berbagai mata uang serta perhiasan dari beberapa tempat, termasuk kantor perdana menteri, rumah dinas dan empat rumah pribadi yang dipakai Najib Razak dan keluarga.
Najib selalu membantah tudingan yang menyebutkan bahwa dirinya terlibat dalam skandal 1MDB. Sementara istrinya, Rosmah Mansor, dikenal di Malaysia sebagai wanita yang gemar belanja barang-barang mahal ketika melancong ke luar negeri.
Pengumuman pembentukan satgas khusus skandal 1MDB itu diumumkan hanya beberapa hari setelah jurnalis Clare Rewcastle-Brown diperbolehkan kembali ke Malaysia.
Rewcastle-Brown pernah membuat tulisan yang membeberkan perihal transfer dana sebanyak $681 juta dari 1MDB ke rekening-rekening bank milik Najib Razak. Otoritas Malaysia mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Rewcastle-Brown pada tahun 2015, dengan alasan aktivitasnya membahayakan demokrasi parlementer di Malaysia. Sarawak Report dan Medium dot com, platform blog yang dipakai Rewcastle-Brown untuk mempublikasikan liputannya, juga diblokir oleh Malaysia.
Wanita itu kembali ke Malaysia setelah mengetahui bahwa situsnya tidak lagi diblokir dan surat perintah penangkapan dirinya sudah dicabut oleh pemerintahan baru pimpinan PM Mahathir Mohamad.*