Hidayatullah.com—Sekitar 250 atlet dan ofisial dari Afrika, yang ambil bagian dalam Gold Coast Commonwealth Games bulan April lalu, melebihi batas visa mereka di Australia, kata pihak imigrasi kepada sebuah komite di Senat Australia hari Senin (21/5/2018).
Dilansir DW, Wakil Menteri Dalam Negeri Malisa Golightly mengatakan kepada komite itu bahwa kebanyakan dari atlet tersebut saat ini berada di Australia secara ilegal, karena visa mereka sudah habis. Sementara 50 atlet lain belum mengontak aparat berwenang, meskipun faktanya visa mereka juga sudah berakhir.
Pihak imigrasi tidak menyebutkan dari mana saja atlet dan ofisial yang meminta suaka di Australia itu. Namun, kelompok-kelompok peduli pengungsi sebelumnya pernah mengatakan bahwa mereka sedang membantu atlet-atlet asal Kamerun, Uganda, Rwanda, Ghana dan Sierra Leone.
Di Benua Afrika ada 19 negara anggota Commonwealth, persemakmuran yang terdiri dari negara-negara bekas jajahan Inggris.
Keterangan yang disampaikan ke senat itu mengungkap bahwa jumlah atlet Commonwealth yang sudah habis masa tinggalnya di Australia melebihi perkiraan sebelumnya. Awalnya, diyakini hampir selusin atlet –delapan dari Kamerun, dua dari Uganda dan satu pelatih dari Rwanda– dinyatakan menghilang setelah kompetisi olah raga yang digelar bulan April lalu di Gold Coast, Australia.
Pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Peter Dutton memperingatkan bahwa pihak berwenang akan melakukan deportasi paksa terhadap atlet-atlet yang melanggar ketentuan visa mereka.*