Hidayatullah.com—Pemimpin terpilih Malaysia, Dr Mohammad menegaskan, negaranya ingin tetap berteman tetapi tidak mau berutang budi pada kekuatan ekonomi China.
“Sejak kunjungan pertama ke China oleh Perdana Menteri kedua Malaysia (Tun Abdul Razak), kami telah mempertahankan hubungan baik dengan China, negara yang besar dan kuat dan kebijakan kami adalah tetap berteman dengan China,” katanya pada sesi dialog dengan media Jepang di Jepang National Press Club.
Mahathir mengatakan bahwa pemerintah Malaysia sebelumnya suka meminjam uang dalam jumlah besar dan China adalah satu-satunya negara yang mampu meminjamkannya.
“Faktanya, China meminjamkan uang ke banyak negara, kami berteman dengan China tetapi tidak ingin berUtang kepada China,” katanya dikutip Berita Harian.
Mahathir, saat ini sedang melakukan kunjungan kerja tiga hari ke Jepang, mengatakan hal ini ketika ditanya pendapatnya tentang prakarsa Inisiasi Jalur Sutera modern yang diusulkan oleh Cina melalui One Belt One Road (OBOR) dan proyek Kota Hutan di Johor.
“Kami adalah negara kecil, apakah kami memprotes atau tidak, China akan melanjutkan rencananya. Apa yang harus kami lakukan adalah mengambil keuntungan dari kebijakan China ini, kami akan mencoba untuk memastikan itu tidak eksklusif, jika tidak orang juga dapat menggunakan rute sama.
Mahathir mengunjungi Tokyo untuk lawatan resminya pertama sejak memenangi pilihan umum bulan lalu, berusaha memulihkan idea kekuatan ekonomi Asia Timur yang katanya akan berguna dalam menghadapi kekuatan ekonomi China yang kian melonjak.
“Kita harus berurusan dengan China apakah kita suka atau tidak, kita harus menghadapinya sebagai sebuah kelompok,” kata Mahathir.
Dr Mahathir walau bagaimanapun, menegaskan ia tidak menentang Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik TPP, salah satu perjanjian perdagangan multinasional terbesar, ditandatangani oleh menteri dari 12 negara anggota di Selandia Baru.
Dua belas negara tersebut adalah 40% ekonomi dunia – kini mereka punya dua tahun untuk meratifikasi atau menolak pakta tersebut.
TPP melibatkan AS, Jepang, Malaysia, Vietnam, Singapura, Brunei, Australia, Selandia Baru, Kanada, Meksiko, Cile dan Peru.
Baca: Umumkan Kemenangan, Mahathir Mengaku akan Kembalikan Supremasi Hukum
Menurutnya, perlu dirundingkan lagi agar negara yang mempunyai ekonomi lebih kecil seperti Malaysia dapat bersaing dengan negara China dan Amerika Serikat.
PM baru Malaysia turut mengatakan bahwa beberapa perusahaan China mungkin dikaitkan dengan skandal korupsi dana pemerintah 1Malaysia Development Ltd (1MDB) yang diyakini berkontribusi pada jatuhnya Najib Razak.
Dalam konferensi pers, Mahathir mengacu pada investasi dan proyek-proyek China selama era Najib, yang katanya akan meninggalkan Malaysia utang miliaran dolar.
Mahathir juga menyatakan keinginannya untuk memulai proyek mobil nasional baru mengikuti jejak Proton, sebuah perusahaan yang didirikan pada 1983 selama masa pemerintahan pertamanya.
Proton, yang dikenal sebagai merek nasional, telah mengalami berbagai perjuangan sejak tahun lalu. Dilaporkan bahwa perusahaan China, Geely, telah membeli 49,9% Proton tahun lalu.*