Hidayatullah.com–Sekelompok aktivis yang menyebut dirinya ‘Prisoners of Conscience’ (Narapidana Nurani) hari Selasa mengklaim otoritas Kerajaan Arab Saudi (KSA) telah menangkap Imam Masjidil Haram, Syeikh Dr Saleh Al-Talib, kemarin, setelah khutbah yang disampaikannya, kutip Middle East Monitor (MEMO).
Melalui akun Twitter-nya, kelompok itu mengklaim Syeikh Saleh ditangkap setelah memberikan khotbah umum tentang kejahatan dan tanggung jawab Muslim terhadapnya.
Laman Al-Khaleej Online juga melaporkan penangkapan Syeikh Saleh, mempertanyakan apakah dia sendiri telah mengunggah statusnya di media sosial.
Namun, hingga kini pihak berwenang Saudi belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai isu penangkapan tersebut. Postingan Syeikh Al Talib terakhir hanya berisi tentang masalah haji.
Pekan lalu, surat kabar al-Quds al-Arabi melaporkan bahwa mantan profesor Imam Muhammad bin Saud, Syeikh Nasser al-Omar, ditangkap.
Tindakan terhadap Syeikh Nasser juga dilakukan setelah beberapa ulama Saudi, penulis, pemikir dan aktivis ditangkap dalam operasi di seluruh negeri selama lebih dari setahun yang lalu.
Abdullah al-Audah, putra Syeikh Salman al-Audah yang ditangkap lebih awal, memberitahu al-Quds al-Arabi bahwa Syeikh Nasser ditahan di Makkah.
Baca: Ulama Saudi, Syeikh Nassar al-Omar, Ditangkap di Makkah
Sejak tahun lalu, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman meluncurkan operasi menahan ratusan anak raja, dai, dan ulama, termasuk Syeikh Salman al-Auda, Syeikh Safar al-Hawali dan Syeikh Awad al-Qarni.
Pekan lalu, seorang ulama terkemuka Syeikh Sulaiman Dweesh meninggal saat berada dalam tahanan. Ia ditangkap pada April 2016 yang disebut setelah membuat pernyataan kritis terhadap Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Beberapa waktu terakhir, Saudi Arabia dilaporkan banyak menangkapi imam dan kaum intelektual yang banyak memberikan nasehat dan kerap dituding menyuarakan pembangkangan.
Organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk Human Rights Watch dan Amnesty International telah meminta otoritas Saudi untuk segera membebaskan semua tahanan, mengungkapkan tempat penahanan mereka dan mengizinkan mereka untuk menghubungi keluarga dan pengacaranya.*