Hidayatullah.com–Jaringan Eropa untuk Membela Hak-hak Tawanan Palestina mengecam keras kejahatan pembunuhan yang dilakukan Zionis terhadap tawanan Palestina Arafat Jaradat, akibat penyiksaan keras secara fisik dan non fisik saat menjalani interogasi. Dengan demikian maka jumlah tawanan Palestina yang gugur di penjara Zionis Israel mencapai 207 tawanan.
Dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Jaringan Eropa meminta Dewan HAM PBB, yang saat ini sedang mengadakan pertemuan di Jenewa, memasukkan agenda pertemunnya tentang isu penangkapan secara sewenang-wenang dan penyiksaan brutal saat interogasi terhadap tawanan Palestina di dalam penjara Zionis Israel.
Sebelumnya tawanan Palestina Arafat Jaradat, meninggal dunia setelah diculik pasukan Zionis pada 18 Februari 2013 dan langsung dibawa ke markas interogasi Zionis Jalbu di utara Tepi Barat.
Jaradat meninggalkan dua orang anak berusia 3 dan 2 tahun dan seorang istri yang sedang hamil. Jaradat adalah warga pinggiran Hebron, ditangkap oleh pasukan khusus militer Zionis dan meninggal akibat penyiksaan terus-menerus di tangan dinas keamanan Zionis sejak ditangkap, selain tidak dibawa ke rumah sakit saat menderita sakit dalam penahanan.
Lembaga ini mengingatkan tentang sejumlah praktek tidak manusiawi yang dilakukan penjajah Zionis terhadap para tawanan Palestina, seperti pelecehan dan pemukulan terhadap tawanan dan keluarganya selama proses penangkapan, diikuti dengan ancaman pembunuhan, pembuangan, penghancuran rumah, pemerkosaan atau penangkapan istrinya dan anggota keluarga.
Sedangkan saat penahanan “Israel” mempraktekkan berbagai penyiksaan yang dilarang secara internasional seperti penyiksaan, fisik dan psikologis seperti larangan tidur untuk tawanan tidur dan tidak diberikan pengobatan saat sakit, menggunakan tubuh tawanan untuk eksperimen medis, dan berbagai metode yang berdampak psikologis.
“Intelijen Zionis kembali bersama Jaradat ke rumah beberapa menit setelah penangkapan dan memintanya menyampaikan salam perpisahan kepada anak-anaknya dan saya. Ini menimbulkan ketakutan saya sepanjang hari-hari ini, apalagi suami saya sering ditangkap dan ditahan. Nada anggota intelijen waktu itu sangat aneh,” ucap istri Jaradat.
Jaringan Eropa menegaskan akan melakukan sejumlah aksi di level internasional. Di antaranya adalah kampanye media kemudian mengusulkan isu tawanan Palestina masuk agenda pertemuan Dewan HAM PBB yang sedang melakukan pertemuan tahunan di Jenewa bulan depan.
Veolia Rugi Jutaan Dolar
Dampak kampanye boikot terhadap perusahaan yang mendukung Zionis dialami perusahaan multinasional Prancis Veolia. Perusahaan ini berusaha menekan dampak kampanye Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) sehubungan dengan keterlibatan perusahaan ini dalam penjajahan ‘Israel’ di Palestina. Seorang penasihat keuangan asal Norwegia, Hege Sjo mengungkapkan besarnya dampak kampanye tersebut terhadap Veolia.
Dikutip laman Sahabatalaqsha, baru-baru ini, Sjo mengatakan, Veolia adalah contoh perusahaan yang mengalami kerusakan reputasi atas perannya dalam proyek infrastruktur di wilayah penjajahan. Sjo menyebutkan pada Januari 2009, Veolia kehilangan kontrak senilai US$4,6 juta akibat kuatnya dampak kampanye BDS.
Sjo adalah seorang konsultan senior di perusahaan dana pensiun terbesar di Inggris, yaitu Hermes Investment Management. Ia juga menjabat sebagai direktur di sejumlah perusahaan publik Norwegia. Pernyataan Sjo terkait kerugian Veolia tersebut merupakan bentuk peringatan kepada para perusahaan yang mengambil keuntungan dari penjajahan Zionis di Palestina atas ancaman kerusakan reputasi dan kerugian besar yang bisa mereka derita.*