Hidayatullah.com–Angka kelahiran China terus menurun tahun ini dan diperkirakan akan terus berlanjut selama bertahun-tahun ke depan meskipun negara telah melonggarkan kebijakan seorang anak.
Meskipun tingkat kelahiran naik pada tingkat tertinggi sejak tahun 2000 pada tahun 2016, angka itu turun 3,5 persen tahun lalu.
Angka tersebut diperkirakan menurun tahun ini, menurut laporan China Daily mengutip Zhai Zhenwu, spesialis populasi di Renmin University, China.
Jumlah kelahiran di Jiangsu, di China bagian timur – wilayah dengan populasi tinggi menurun 12,8 persen pada paruh pertama tahun 2018.
Bahkan, survei di rumah sakit di provinsi Sichuan juga menunjukkan angka kelahiran yang rendah.
Akibar kebijakan satu anak sejak 1979, populasi gender di negeri komunis itu menjadi tidak seimbang. Meski pemerintah China terus mempromosikan kesetaraan jender, namun banyak keluarga masih menginginkan anak laki-laki, demi kepastian perawatan orangtua di masa depan.
Tak heran jika angka pembunuhan bayi atau anak perempuan sangat tinggi di China. Sementara angka kelahiran bayi perempuan juga jauh lebih rendah dibandingkan bayi laki-laki.
Baru-baru ini, seorang ayah di China ditangkap setelah membuang putrinya yang baru lahir ke tebing hanya karena dia menginginkan seorang anak laki-laki.
Selama insiden pekan lalu, pria itu diidentifikasi sebagai Li dilaporkan telah “melarikan diri” bayi yang baru lahir sekitar enam jam di sebuah rumah sakit di Gaozhou, Provinsi Guangdong dan memasukkannya ke dalam tas nilon sebelum dilemparkan ke hutan.
Namun, bayi itu selamat dan terluka parah karena terjebak di cabang pohon sebelum diselamatkan sekitar 12 jam kemudian setelah kehilangannya dilaporkan oleh dokter di Magui Health Center.
Setelah penyelidikan dilakukan oleh pihak berwenang, pria itu ditangkap dan mengungkapkan lokasi dia melemparkan putranya.
Rekaman pita menunjukkan bayi dikeluarkan dari tas dan diperiksa sebelum dibawa ke rumah sakit.
Menurut Li yang memiliki dua anak perempuan dan seorang putra, ia kecewa karena anak keempatnya adalah seorang wanita.
Dia memberi keluarganya alasan yang sangat buruk dan menderita masalah keuangan yang parah.
Tahun 2016, China telah meliberalisasi kebijakan seorang anak untuk setiap keluarga setelah menerapkannya selama hampir empat dekade setelah peningkatan warga senior.
Awal tahun ini melaporkan China berencana untuk menghapus semua batasan pada jumlah anak-anak yang dapat dimiliki oleh keluarga akhir tahun ini.
Populasi China diperkirakan mencapai 400 juta pada akhir tahun 2035, naik dari 240 juta tahun ini, menempatkan layanan kesehatan dan dana pensiun di bawah tekanan besar, menurut data yang diterbitkan tahun lalu oleh Asosiasi Jaminan Sosial China, sebuah kelompok penelitian.*