Hidayatullah.com—Demam babi Afrika, penyakit mematikan bagi babi tetapi tidak berbahaya bagi manusia, sekarang sudah menyebar ke seluruh provinsi di China daratan sejak pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2018.
Kementerian Pertanian dan Daerah Pedesaan hari Ahad (21/4/2019) mengatakan 146 babi sudah mati akibat virus menular itu di enam peternakan di Provinsi Hainan, bagian selatan China.
Dengan adanya laporan perihal kematian babi di Hainan tersebut, berarti virus demam babi Afrika itu sudah menyebar ke semua 31 provinsi dan wilayah otonomi yang ada di China. Kasus pertama ditemukan di sebuah peternakan tidak jauh dari perbatasan China dengan Rusia.
Negeri tirai bambu itu merupakan produsen terbesar daging babi, sekitar 50% dari babi di seluruh dunia diternakkan di sana.
Firma keuangan Rabobank memperkirakan sampai 200 juta babi –hampir setengah dari babi yang diternakkan di China– bisa dimusnahkan atau mati saat wabah demam babi Afrika. Artinya, suplai daging babi, yang merupakan salah satu makanan pokok orang China, akan terganggu.
China sudah melaporkan ada lebih dari 100 kasus demam babi Afrika sejauh ini, mulai daerah terpencil di Xinjiang di sebelah barat sampai Guangdong di timur yang berbatasan dengan Hong Kong.
Dengan berkurangnya pasokan daging babi domestik, China harus mengimpornya dari luar negeri. Pada dua bulan pertama tahun ini, impor daging babi China naik 10 persen menjadi 207.000 ton, kata kementerian pertanian seperti dilansir The Star Senin (22/4/2019).*